PANDI Ingatkan Pentingnya Edukasi Keamanan Website
Jakarta, Cyberthreat.id - Ketua Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI), Yudho Giri Sucahyo, kembali mengingatkan pentingnya edukasi dan literasi keamanan terhadap sebuah website. Menurut dia, sebuah website yang aman bakal memberikan banyak manfaat positif termasuk menumbuhkan 'trust' dan kenyamanan pengguna.
Yudho mengatakan, untuk mengamankan sebuah website dari berbagai jenis ancaman dan serangan siber adalah tanggung jawab dari pihak pengelola web itu sendiri.
"Punya situs web itu satu hal, tetapi mengamankan situs web dari serangan seperti SQL injection atau re-routing dan segala macam, memang menjadi tanggung jawab masing-masing pengelola web," kata Yudho kepada Cyberthreat.id, di Jakarta, Jumat (31 Januari 2020).
Laporan Indonesia Security Incident Response Team On Internet Infrastructure and Coordination Center (ID-SIRTII/CC) tahun 2018, mendapatkan informasi celah keamanan pada website berbasis domain .id. Laporan itu menyatakan sebanyak 1.872 website memiliki celah keamanan.
Adapun lima domain peringkat teratas yang didapatkan dari hasil investigasi, yaitu .co.id (487 situs), .ac.id (462 situs), .go.id (448 situs), sch.id (157 situs) dan .or.id (127 situs) yang memiliki celah keamanan.
Selain menjadi tanggung jawab pengelola web, PANDI sebagai pihak penyelenggara juga website juga memiliki tanggung jawab atas keamanan domain dot id (.id). Untuk itu, PANDI meluncurkan program layanan edukasi untuk mitra industri maupun masyarakat yang disebut sebagai PANDI Institute.
PANDI Institute, kata Yudho, akan memberikan edukasi dan literasi kepada pihak pengembang demi mengamankan situs web dot id dari serangan siber, seperti SQL injection. Pada tahun ini, ia menargetkan ke lebih banyak pengelola domain di Indonesia.
"Kita mempunyai kewajiban untuk mengedukasi mereka, sebab itu dibentuk PANDI Institute. Nantinya, para pengelola juga akan belajar bagaiman cara menangani SQL injection, DNS security, security web dan segala macam."
Selain itu, dalam pengembangan kurikulum cybersecurity PANDI bekerjasama dengan berbagai institusi pendidikan seperti Universitas Vrije Amsterdam (Belanda) dan Universitas Indonesia.[]
Redaktur: Arif Rahman