Grab Hasilkan 40 TB Data Setiap Hari

Neneng Goenadi, Managing Director Grab Indonesia | Foto : Cyberthreat.id/Eman Sulaeman

Jakarta, Cyberthreat.id- Grab, platform pemesanan kendaraan dan makanan secara online mengaku, setiap hari, pihaknya menghasilkan 40 Terabyte (TB) data. Data tersebut berasal dari aplikasi Grab yang dimanfaatkan oleh pengguna untuk memesan kendaraan dan makanan secara online.

“Jadi, dalam sehari kami dapat menghasilkan 40 Terabyte data. Data-data yang masuk tersebut kami olah, lalu itu akan menjadi insight, yang tentunya untuk kebutuhan pelanggan kami dan juga para driver kami,” kata Neneng Goenadi, Managing Director Grab Indonesia dalam acara  IDE Katadata 2020, “Indonesia's Policy of Data Privacy” di Jakarta, Kamis, (30 Januari 2020).

Oleh karena itu, kata Neneng, pemanfaatan teknologi big data untuk mengolah data-data yang masuk di Grab, adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam keseharian Grab.

Dengan data, pihaknya dapat melakukan alokasi waktu dan tempat untuk para driver dalam menjemput penumpang, lalu dapat memprediksi apa yang menjadi kebutuhan pengguna. Hal itu tidak hanya berlaku pada layanan GrabCar dan GrabBike, tetapi juga untuk GrabFood.

Neneng menjelaskan, dalam mengolah data-data tersebut, pihaknya memanfaatkan teknologi Artificial Intelligent (AI) dan Machine Learning (ML), sehingga, data-data yang dihasilkan tersebut dapat menjadi insght yang akurat.

“Data-data yang masuk itu, semua diolah, sehingga menjadi lebih baik dalam memberikan kepuasan kepada pelanggan. Memang data itu sangat ampuh dalam memberikan insight dan juga tentu untuk pertumbuhan perusahaan,” jelas Neneng.

Neneng juga menuturkan, pihaknya memastikan keamanan data dari pengguna. Hal itu untuk menjaga privasi para pengguna. Bahkan, dalam acara World Economy Forum (WEF) di Davos, Swiss, pekan lalu, Grab terlibat dapat penandatangan dengan sumlah penyedia aplikator global untuk memastikan keamanan data pengguna.

“Pada waktu di Davos minggu lalu, kami menadatangani the chapter of principle for goof platform world. Itu artinya, kita sama-sama dengan big aplicator di dunia untuk sama-sama, memastikan bahwa data yang dipakai untuk kesejahteraan masyarakat, dan untuk kebaikan bersama,” tutur Neneng.

Di sisi lain, lanjut Neneng, pihaknya juga sangat mendukung Rancangan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (RUU PDP) yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) yang nantinya akan dibahas di DPR, yang nantinya akan menjadi UU PDP.

“Kami sangat mendukung sekali perlindungan data, dan itu kami terapkan dalam setiap yang kami lakukan. Karena memang itu penting. Kami siap memberikan masukan kepada pemerintah, jika dibutuhkan,” tambah Neneng.[]