Wartawan AS Prediksi Skenario Hacking Rusia di Pilpres AS

Ilustrasi

Cyberthreat.id - Nicole Perlroth, seorang wartawan The Times yang meliput cybersecurity, memprediksi sejumlah skenario hacking yang bisa dilakukan Rusia terhadap Pilpres AS 2020.

Dalam sebuah artikel yang dimuat New York Times, Jumat (24 Januari 2020), Perlroth mengungkapkan skenario intervensi Rusia terhadap pesta demokrasi AS bisa saja menghancurkan Pemilu di negara tersebut.

Salah satu bukti kongkrit yang diutarakan Perlroth adalah konferensi hacker tahunan di Las Vegas yang selalu menampilkan betapa lemahnya sistem Pemilu di AS. Kualitas SDM Pemilu juga ikut terancam melalui berbagai potensi serangan seperti gelombang Phishing atau social engineering.

Berikut prediksi Perlroth terkait potensi hacking terhadap Pemilu AS 2020:

1. Hacker meretas mesin pemilihan.

Menurut Perlroth, hacker Rusia dapat mengubah suara dari satu kandidat ke kandidat lainnya. Skenario ini akan dilakukan pada sistem yang tanpa cadangan kertas.

2. Hacker menyabotase data pendaftaran pemilih, atau perangkat lunak yang digunakan untuk memeriksa pemilih di tempat pemungutan suara.

3. Pengulangan gangguan Rusia seperti di Pilpres AS 2016

Hacker Rusia dapat membuang email Burisma, yang asli, atau bahkan menanam yang palsu. Jika mereka bercampur dalam email palsu dengan dokumen asli, hampir tidak mungkin bagi wartawan untuk menentukan mana email yang asli dan mana yang dipalsukan.

Burisma adalah perusahaan gas Ukraina yang kini menjadi salah satu penyebab impeachment terhadap Presiden AS Donald Trump. Burisma memiliki banyak link ke AS.

Burisma diretas pada tahun 2016 oleh kelompok yang juga membobol sistem Komite Nasional Demokrat AS. Kelompok itu kemudian membobol email John Podesta, ketua kampanye dari Hillary Clinton.

4. Para hacker ini juga menggunakan akun palsu di Facebook, Twitter dan platform digital lainnya untuk menabur perselisihan di antara orang/pemilih Amerika.

Sederhananya, modus ini dilakukan dengan menyebar hoaks dan disinformasi. Jika para hacker (Rusia) menyelesaikan semua ini, apa yang akan didapatkan rakyat AS adalah hasil pemilu yang tidak bisa dipercaya.

Di lingkungan partisan dan media, di mana kepercayaan terhadap institusi rendah, pasti butuh waktu bertahun-tahun untuk memulihkan kepercayaan terhadap proses Pemilu yang sudah tercurangi.