Strategi Orangtua Jika Anak Minta Main Gim PUBG

Gim PUBG | Foto: www.redbull.com

Jakarta, Cyberthreat.id – Gim PlayerUnknown’s Battlegrounds (PUBG) tak hanya populer di kalangan orang dewasa, tapi juga anak-anak.

Ketika mengunduh permainan di Android maupun iOS, sebenarnya ada peringatan berupa batasan usia minimal untuk memainkan gim tersebut.

Gim Free Fire dari Garena, misalnya, di platform Google Play Store ditandai untuk 12 tahun ke atas. Sementara di situs web Indonesian Game Rating System (IGRS), gim tersebut untuk usia 18 tahun ke atas.

Psikolog dari Yayasan Sahabatku Mitra Remaja, Fajriati M. Badrudin, berpendapat orangtua harus punya strategi untuk menghadapi anak yang ingin main gim.

Orangtua seharusnya memberi pemahaman mengenai gawai dan konten apa saja yang bisa diakses.

“Sebelum kasih barang, kita buat peraturan. Masalah konten, apa yang boleh dan tidak boleh harus jelas,” kata Fajriati saat ditemui usai diskusi dengan MUI dan Kominfo di Jakarta, Selasa (26/3/2019).

Semakin anak bertambah dewasa, anak tidak bisa lagi dilarang tanpa memberi penjelasan. Menurut dia, salah satu cara yang efektif untuk memberi pemahaman bagi anak adalah dengan mengajaknya berdiskusi.

(Baca: MUI Soroti Gim PlayerUnknown’s Battlegrounds)

(Baca: Gujarat Melarang Gim PUBG, Malaysia Tolak Usulan Ulama)

(Baca: Bekraf: Jangan Sampai Berdampak Buruk pada Industri Gim)

Ajak anak untuk memahami dampak positif dan negatif gim tersebut, kemudian tanya pendapatnya mengenai gim tersebut.

Jika orangtua melarang bermain gim karena tidak sesuai usianya, sediakan alternatif kegiatan yang lebih positif dan menyenangkan agar anak memiliki aktivitas selain bermain gim.

“Kesalahan orangtua, terkadang hanya bisa melarang, tapi, tidak kasih alternatif. Jadi, anak bingung mau melakukan apa,” kata dia.

Fajriati menyarankan orangtua sebaiknya tidak gagap teknologi dan harus tahu konten dan aplikasi apa saja yang terpasang di ponsel anak.

Jika anak memiliki media sosial, usahakan memiliki akun juga di media sosial tersebut agar dapat melihat aktivitas anak.

Sumber: Antaranews.com