Mitsubishi Electric Diserang, Hacker China Dituding

Ilustrasi produk Mitsubishi Electric

Cyberthreat.id - Perusahaan Mitsubishi Electric dalam sebuah pernyataan singkat di situs resminya hari ini, Senin (20 Januari 2020) menyebutkan telah menjadi target sasaran peretasan (security breach).

Meskipun serangan terjadi pada 28 Juni 2019 dan penyelidikan internal resmi dimulai pada bulan September, perusahaan berbasis di Tokyo itu mengungungkapkan peretasan itu hari ini, setelah dua surat kabar lokal yaitu Asahi Shimbun dan Nikkei menerbitkan cerita tentang peretasan.

Publikasi kedua media itu mengarahkan pelaku pada kelompok spionase siber terkait dengan China bernama Tick (atau Bronze Butler) yang dikenal oleh industri keamanan siber karena menargetkan Jepang dalam beberapa tahun terakhir.


Peretas Terhubung dengan China

Menurut laporan di media lokal, intrusi terdeteksi setelah staf Mitsubishi Electric menemukan file yang mencurigakan di salah satu server perusahaan, lalu meneruskan pelacakan ke akun karyawan yang disusupi.

"Akses tidak sah dimulai dengan afiliasi di Cina dan menyebar ke pangkalan di Jepang," lapor Asahi seperti dikutip Zdnet.com, Senin (20 Januari 2020).

Surat kabar itu mengatakan peretas meningkatkan akses mereka dari titik masuk awal ini ke sistem internal Mitsubishi Electric, lalu mendapat akses ke jaringan sekitar 14 departemen perusahaan, seperti penjualan dan kantor administrasi pusat.

Kedua surat kabar melaporkan bahwa peretas mencuri data sensitif dari jaringan internal perusahaan. Secara khusus, Nikkei melaporkan bahwa peretas membahayakan "puluhan PC dan server di Jepang dan luar negeri."

File yang berhasil dicuri berukuran sekitar 200 MB, sebagian besar berupa dokumen bisnis.

Mitsubishi Electric tidak menyangkal telah terjadi pencurian data, tetapi membantah bahwa para penyusup mencuri data terkait mitra bisnis dan kontrak kerja.

Perusahaan mengatakan masih menyelidiki insiden itu, tetapi menurut laporan open-source, para penyerang tampaknya telah menghapus log akses guna memperlambat penyelidikan.

Mitsubishi Electric adalah salah satu kontraktor pertahanan keamanan dan infrastruktur terbesar Jepang, dengan proyek-proyek aktif dalam militer Jepang, telekomunikasi, kereta api, dan jaringan listrik.

Sebelum mempublikasikan peretasan itu, menurut surat kabar lokal Mainichi, Mitsubishi Electric juga telah memberi tahu anggota pemerintah Jepang dan Kementerian Pertahanan.[]