Buntut Konflik Libya, Hacker Turki Serang Yunani
Cyberthreat.id – Sejumlah situs-situs web pemerintah Yunani menjadi sasaran peretas (hacker) pada Jumat (17 Januari 2020) malam. Akibatnya, sebagian situs web dimatikan sebagai alasan keamanan.
Situs web yang menjadi target, di antaranya situs web parlemen Yunani, kementerian luar negeri, layanan intelijen nasional, kementerian keuangan, dan bursa saham Athena.
Serangan tersebut, seperti dikutip dari Security Week, Jumat, diklaim oleh kelompok peretas Turki bernama “Helm Phoenix” atau "Anka Neferler Tim". Pernyataan klaim serangan itu diungkapkan peretas di sebuah unggahan di akun Facebook-nya.
Peretas berhasil meretas situs-situs tersebut lebih dari 90 menit. “Pada laman Facebook mereka, kelompok tersebut membenarkan tindakan mereka dengan megatakan bahwa Yunani telah mengancam Turki di Laut Aegea dan di Mediterania Timur,” tulis Security Week yang mengutip kantor berita AFP.
Peretasan itu terjadi ketika Jenderal Khalifa Haftar, pemimpin Tentara Nasional Libya (LNA), mengadakan pertemuan dengan Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis di Athena; atau dua hari sebelum pertemuan untuk menyepakati gencatan senjata di Berlin, Jerman, Minggu (19 Januari).
Seperti diketahui, Libya saat ini mengalami konflik kubu Haftar dengan Perdana Menteri Libya Fayez Mustafa al-Sarraj. Haftar-Sarraj diagendakan bertemu di Berlin, hari ini waktu setempat.
Selama ini, Turki memberikan dukungan militer bagi PM Sarraj Bahkan, Turki mengumumkan akan mengirim pasukan ke Libya untuk memukul mundur pasukan Haftar.
Pemerintah Yunani mengatakan, peretas berupaya melakukan serangan DDoS yang bisa menyebabkan invasi massal, tapi lembaga terkait langsung mematikan server untuk menghindari kerusakan.
Sementara itu, dalam 12 jam, sebuah kelompok Yunani yang dikenal sebagai “Anonymous Greece” membalas serangan dunia maya di sejumlah situs web Turki.
“Ketika Turki memukul kemarin, kami juga meresponsnya sehari kemudian. Perlu diketahui bahwa serangan baru saja dimulai. Untuk setiap serangan baru, kami akan memposting artikel baru,” tulis grup Anonymous Greece di situs webnya seperti dilaporkan Neos Kosmos.
Daftar situs web Turki yang sejauh ini diretas:
- 112 nomor panggilan darurat dan layanan email
- Layanan email Sabah
- Layanan email Hurricane
- Layanan email Polisi Turki (EGM)
- Layanan email Saglik
- Layanan email Kementerian Ekonomi
- Layanan email Enerji
- SIP-VOIP Energi Turki
- Layanan email MIT
Konflik perbatasan
Konflik yang membawa-bawa Yunani ini bermula karena perbatasan wilayah. Middle East Eye (MEE) melaporkan, Turki bertekad mempertahankan kesepakatan maritim dan keamanannya dengan Libya guna mempertahankan kepentingan Turki di Mediterania Timur terhadap klaim zona ekonomi eksklusif (ZEE) Yunani.
Turki dan Libya menandatangani dua kesepakatan pada November 2019, yaitu kerja sama militer dan batas-batas laut di Mediterania Timur.
Namun, Yunani sangat marah dengan kesepakatan antara Turki dan PM Sarraj karena kedua pihak berusaha untuk memetakan batas laut yang akan mengabaikan Pulau Kreta Yunani—pemerintah Yunani menyebut hal ini bertentangan dengan hukum internasional.
Batas laut dapat memberi negara hak untuk mengeksplorasi sumber energi hidrokarbon di bagian Mediterania yang belum dimanfaatkan, tulis MEE.[]
Redaktur: Andi Nugroho