VinGroup Vietnam Resmi Memasuki Bisnis Cybersecurity

Ilustrasi

Cyberthreat.id - VinGroup, konglomerat terbesar di Vietnam, resmi memasuki persaingan di bisnis cybersecurity. VinGroup dikenal memiliki bisnis di berbagai sektor mulai dari real estat, ritel, perawatan kesehatan, perhotelan, transportasi, hingga properti.

Grup usaha ini diperkirakan memiliki kapitalisasi pasar lebih dari 13,7 miliar USD dan menjadikannya konglomerasi paling berharga di Vietnam.

Pekan lalu VinGroup mengumumkan telah memperoleh sertifikasi internasional untuk teknologi yang akan digunakan guna memverifikasi login pengguna online. Sertifikasi tersebut berasal dari Aliansi Fast IDentity Online (FIDO), sebuah grup perdagangan yang anggota dewannya mewakili raksasa digital seperti Lenovo, LINE dan eBay.

Dalam beberapa tahun terakhir Vietnam menilai cybersecurity sebagai hal yang krusial dan sangat mengkhawatirkan. Penggunaan perangkat lunak bajakan di komputer rentan terhadap serangan cyber. VinGroup mengklaim telah memperoleh sertifikasi untuk salah satu anak perusahaannya, VinCSS Internet Security Services Limited Liability Company.

"Keberhasilan VinCSS ini akan mendatangkan perubahan besar dalam kegiatan pertahanan keamanan jaringan modern di Vietnam," kata Nguyen Phi Kha, direktur penelitian dan pengembangan VinCSS dilansir VOA, Jumat (17 Januari 2020).

Zero Trust Platform

Anak perusahaan VinGroup menyatakan bakal mengembangkan penawaran cyber dan keamanan internet yang mengacu kepada perangkat yang terkoneksi seperti toaster dan smart plugs. Perangkat IoT ini dianggap kurang aman karena banyak yang diproduksi secara massal, dengan biaya rendah, dan digunakan tanpa pengaturan default password yang buruk sehingga mudah diakses aktor jahat.

VinCSS juga akan menciptakan "Zero Trust Platform" yang tidak akan pernah mempercayai pengguna sehingga dibuat sebuah sistem harus melalui verifikasi ketat. Ini bertentangan dengan prinsip percaya kepada pengguna (trusting user) terutama terhadap SDM yang berada di dalam organisasi/perusahaan.

"Kami punya tim ahli kelas dunia, dimana VinCSS akan terus memperkenalkan serangkaian produk dan layanan praktis," ujar Nguyen Phi Kha.

VinGroup baru-baru ini juga mengumumkan telah menarik diri dari bisnis lain termasuk tidak akan memperbesar bisnis maskapai penerbangannya. Awal Desember 2019 Vingroup telah menggabungkan bisnis toserba, e-commerce dan bisnis pertaniannya dengan Masan, sebuah perusahaan raksasa di negara tersebut.