Riwayat Nama Ibu Kandung Jadi Sandi, Masih Amankah?

Ilustrasi via splinternews.com

Cyberthreat.id - Apakah salah satu jawaban yang harus diberikan ketika mendaftarkan diri ke institusi keuangan seperti perbankan, pemberi kredit, atau bahkan layanan telekomunikasi untuk mendapatkan nomor telepon seluler? Jawabannya: nama gadis ibu kandung.

Nama gadis ibu kandung nantinya akan digunakan oleh lembaga-lembaga itu untuk verifikasi data ketika kita hendak mengakses layanan mereka.

Katakanlah saat menghubungi perbankan lewat call centre untuk menanyakan apakah kiriman uang sudah masuk ke rekening, nama ibu kandung adalah salah satu pertanyaan yang diajukan.

Pun ketika hendak meminta provider seluler untuk menggantikan kartu SIM yang rusak dengan nomor yang sama, nama ibu kandung adalah salah satu pertanyaan yang diajukan.

Ini artinya, jika seseorang hendak membobol rekening anda atau mengambil alih nomor telepon yang biasa anda pakai, dengan mengetahui nama ibu kandung target, maka pelaku sudah mengantongi satu kunci penting.

Simaklah persyaratan verifikasi jika hendak meminta kartu SIM baru dengan alasan kartu SIM yang biasa dipakai rusak. Anggi, seorang petugas CS di Gerai Indosat Bintaro Jaya Xchange mengatakan, pertanyaan yang diajukan untuk verfikasi data adalah:

  • nama
  • tempat tanggal lahir
  • nama ibu kandung
  • menyebut NIK yang disesuaikan dengan KTP
  • sisa pulsa
  • paket yang terdaftar
  • tiga nomor terakhir yang sering ditelepon pelanggan.

Institusi negara seperti Kementerian Komunikasi dan Informatika juga masih menggunakan nama ibu kandung sebagai salah satu pernyataan saat verifikasi ulang nomor telepon seluler. Itu tertuang dalam Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika (Permen Kominfo) Nomor 14 Tahun 2017.

Belakangan poin itu dihapus setelah protes bermunculan. Sebab, dalam data perbankan, nama ibu kandung digunakan jadi superpassword keamanan data nasabah. Artinya, ketika banyak lembaga memakai nama ibu kandung sebagai kata kunci, ia sudah tidak lagi menjadi rahasia. Ibarat kata, ia menjadi rahasia umum.

Sejarah Nama Ibu Kandung Jadi Kunci Keamanan

Pertanyaannya, mengapa dan sejak kapan nama ibu kandung menjadi salah satu kata kunci penting dalam dunia keuangan?

Dilansir dari splinternews.com, nama ibu kandung sudah dijadikan kata kunci sejak sejak seabad lalu. Tepatnya tahun 1882.  Riwayat tentang itu ditemukan oleh seorang profesor komputer di Amerika bernama Steven Bellovin. Ia menemukannya dalam makalah yang ditulis oleh penulis abad-19 bernama Frank Miller berjudul,"Kode Telegrafik untuk Menjamin Privasi dan Kerahasiaan dalam Transmisi Telegram." .

Frank Miller adalah seorang bankir di California. Saat itu, pengiriman uang dilakukan oleh dari satu bank ke bank lain. Misal, si A menyimpan uang di Bank di kota M. Sementaranya uangnya mau ditarik di kota C. Pihak bank akan mengirim telegram ke bank di kota C. Untuk dapat mengambil uang itu, di A harus menyebut nama ibu kandungnya.

"Berikan $ XXX kepada Joe Smith; dia akan mengotentikasi dirinya dengan mengatakan bahwa nama gadis ibunya adalah Jones."

Namun, muncul pertanyaan, di era digital sekarang, masih relevankah mempertahankan nama ibu kandung sebagai kata kunci penting? Masih bisakah nama ibu kandung melindungi uang kita sementara namanya bertebaran di mana-mana?

Konsultan Keuangan dan Kolomnis NerdWallet, Liz Weston, meragukan relevansi kerahasiaan nama gadis ibu kandung.

“Nama gadis ibu kandungmu mungkin sudah bukan rahasia lagi,” tulis Weston.

“Kau tak harus jadi hacker (peretas) atau perlu sangat gigih untuk tahu beberapa jawaban pertanyaan keamanan (seseorang). (Di zaman ini) banyak orang mengunggah informasi diri seperti tanggal lahir dan nama binatang peliharaannya di Facebook. Mereka (bahkan) mungkin terhubung dengan anggota keluarga, termasuk ibunya,” tambah Weston.

Pengalaman yang dialami wartawan senior dan pengusaha media Ilham Bintang baru-baru ini, mengajarkan kita bahwa nama ibu kandung kini tak lagi sakti melindungi uangnya. Selain kartu SIM-nya diambil alih orang, uang di rekening banknya juga dikuras penjarah online.

Seabad telah lewat. Ternyata institusi keuangan belum banyak berubah dalam mengamankan uang kita.[]