Perusahaan AS Klaim Miliki Tools Perangi Deepfake
Cyberthreat.id - Disinformasi dan hoaks dapat muncul dalam berbagai bentuk dan umumnya memiliki niat untuk menebarkan kekacauan di masyarakat. Pemerintah AS sebelumnya telah menyebut disinformasi sebagai ancaman siber yang terus berkembang.
Disinformasi juga memiliki kemampuan untuk mengacaukan proses politik dan pemilihan umum. Aktor jahat dapat memperoleh manfaat dari menciptakan kekacauan di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Selain menggunakan teks, biasanya aktor jahat itu menggunakan video sebagai media untuk menyebarkan informasi yang salah. Aktor jahat menggunakan video karena secara refleks orang cenderung mempercayai video sebagai sesuatu yang benar atau asli.
Video hoaks yang kini dikenal sebagai teknologi Deep Fakes dibuat oleh perangkat lunak buatan manusia yang dirancang untuk menipu seseorang/banyak orang agar memercayai sesuatu yang tidak ada (palsu).
Penjahat siber dapat membuat video palsu yang tampak realistis dari para pemimpin dunia dan tokoh masyarakat untuk mengatakan apapun yang mereka inginkan.
Baru-baru ini perusahaan teknologi yang berbasis di Amerika, CertiVid mengklaim telah mengembangkan tools atau alat yang dapat memerangi Deep Fakes.
"CertiVid adalah platform sertifikasi video yang membantu masyarakat dalam memerangi disinformasi. CertiVid melawan Deep Fakes dengan menggunakan proses sertifikasi video eksklusif," tulis CertiVid dalam keterangan resminya, Selasa (14 Januari 2020).
Video itu disertifikasi dengan membuat tanda tangan video unik yang dapat digunakan untuk membuktikan keasliannya dari sumber. Secara sederhana, ketika seseorang atau organisasi ingin membuat video, mereka dapat memberikan sertifikasinya dengan kunci privasinya.
"Organisasi yang mendaftar dengan CertiVid masing-masing akan memiliki kunci pribadi mereka sendiri dan kunci publik yang dapat dilihat secara luas. Kunci publik ini kemudian dapat digunakan untuk mengonfirmasi asal video suatu organisasi di internet."
CertiVid ini bertujuan untuk menyampaikan kepada publik bahwa video yang disertifikasi dapat dipercaya sebagai data otentik atau data yang sah. Verifikasi ini akan menjadi sangat penting dimasa depan seiring dengan ancaman dunia maya dari Deep Fakes yang membahayakan masyarakat secara luas.
Meskipun demikian, ketika teknologi semakin cepat berkembang akan menjadi sangat sulit untuk memisahkan video nyata dari yang dihasilkan komputer alias Deep Fakes.
"Karena teknologi di balik Deep Fakes terus membaik, kita mungkin tidak lagi dapat menggunakan algoritma untuk mendeteksi dan memblokir video palsu dan tidak lagi dapat mengetahui apa yang nyata dari yang tidak," jelas CertiVid.[]
Redaktur: Arif Rahman