Waspadai Ancaman Pornware dan Malware Pornografi
Cyberthreat.id – Saat Anda berselancar di internet, tanpa disadari telah mengklik sebuah tautan atau unduhan.
Unduhan yang jatuh ke kantong komputer/ponsel pintar, ternyata sebuah pornware—program yang sengaja didesain untuk memunculkan materi pornografi. Cara kerjanya mirip dengan dengan adware yang memunculkan iklan.
Pornografi semakin berkembang masif dengan kedatangan internet. Konten dewasa cepat bermigrasi dari koleksi CD/DVD rumahan ke situs web dan aplikasi seluler.
Efeknya, konten porno tersedia lebih luas dan membesar, bahkan gratis untuk mengaksesnya. Selain di situs web khusus, lebih-lebih di forum internet bawah tanah (dark web), konten-konten tersebut juga ada di media sosial. Konten-konten porno kini seolah-olah berubah menjadi semacam “hiburan umum”.
Dari seks hingga malware
Aktivitas pornografi online bukan semata bisnis seksual, peneliti Kaspersky Lab pada awal 2018 dalam risetnya mengatakan, para penjahat siber juga menggunakan pornografi sebagai umpan untuk perangkat lunak jahat (malware) atau skema penipuan online.
Sejak 2016 hingga riset itu dirilis, lebih dari 72 juta data kredensial akun di situs porno dicuri dan bocor di internet. Data tersebut termasuk dari akun Cams.com (62,6 juta), Penthouse.com (7,1 juta), Stripshow (1,42 juta), xHamster (380 ribu), dan Brazzers (791 ribu).
“Statistik tersebut tidak termasuk kebocoran besar sekitar 400 juta dataset kredensial dari situs AdultFriendFinder yang berfokus pada pengaturan pertemuan offline daripada konten untuk penonton,” tulis Kaspersky.
Berita Terkait:
Dalam temuannya, peneliti Kaspersky mengatakan, pada 2017 setidaknya telah mendeteksi 27 variasi malware komputer, yang secara khusus mencari kredensial ke situs porno berbayar.
“Pada tahun itu, malware jahat tersebut terlihat lebih dari 300.000 kali berusaha menyerang lebih dari 50.000 komputer di seluruh dunia,” tulis peneliti.
Bahkan, mereka juga menargetkan para pengguna seluler. Di tahun yang sama, kata peneliti, setidaknya 1,2 juta pengguna menemukan malware dengan konten dewasa setidaknya satu kali di ponsel Android.
“Clickers berbahaya, rooting malware, dan Trojan perbankan adalah jenis malware yang paling sering ditemukan di aplikasi porno untuk Android,” tulis Kaspersky.
Jangan sepelekan pornware
Karena pornware mungkin telah sengaja diunduh oleh pengguna, solusi antivirus mungkin tidak dapat menentukan apakah pornware tertentu menimbulkan ancaman bagi perangkat pengguna.
Pada Maret 2019, Kaspersky Lab mengenalkan produk yang bisa dipakai untuk mendeteksi pornware atau adware. Alat keamanan gratis itu disebut dengan “Anti Ransomware Tool for Business".
“Pada generasi baru, alat ini menawarkan perlindungan terhadap penambang pornware, cryptocurrency, adware, riskware, serta deteksi malware juga ransomware,” demikian seperti dikutip dari TechMundo, media online teknologi berbahasa Portugis asal Brasil.
Menurut Kaspersky, ransomware—perangkat lunak berbahaya yang membajak file di komputer dengan uang tebusan—telah menjadi menjadi bahaya nyata bagi bisnis dalam beberapa tahun terakhir.
“Tapi, ancaman lain juga dapat menimbulkan risiko bagi perusahaan/lembaga, termasuk ancaman siber terkait pornografi. Mungkin (pornografi) tampak tidak relevan dengan bisnis perusahaan, tetapi berdampak kejutan buruk,” tutur Kaspersky.
“Hanya kesalahan oleh seorang karyawan yang mengakses situs web berpotensi berbahaya (karena daya tarik pornografi, misalnya), hal itu dapat membahayakan seluruh jaringan perusahaan,” Kaspersky menambahkan.
Banyak ancaman yang terjadi, jika penjahat siber sudah masuk ke dalam jaringan sebuah perusahaan/lembaga pemerintahan. Mereka bisa menanamkan malware jahat di dalam jaringan untuk spionase atau mencuri kredensial sensitif, atau membuat backdoor (pintu belakang) agar bisa kembali lagi tanpa login sah.