Simak 10 Tips Menjaga Privasi Online dari Kaspersky

Ilustrasi

Cyberthreat.id - Sejak peluncuran platform media sosial di pertengahan 2000-an, banyak pengguna yang memposting informasi pribadi seperti, alamat rumah tinggal, tanggal lahir, dan identitas lainnya untuk dilihat para pengguna platform media sosial. Sekarang orang-orang dipaksa untuk melindungi data mereka.

Itu bertujuan agar informasi para pengguna tidak jatuh ke tangan yang salah sehingga berpotensi digunakan untuk merugikan penggunanya. Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga privasi di era digital juga merupakan akibat dari terkuaknya sejumlah pelanggaran data privasi pengguna.

Kasus Cambridge Analytica, misalnya, itu merupakan kasus yang cukup membuat masyarakat tergerak untuk menjaga privasi mereka. Sebab, Facebook telah menyalahgunakan sekitar 87 juta data dari pengguna Facebook tanpa izin yang sah. Diduga pelanggaran data ini digunakan untuk membantu kampanye Presiden Donald Trump pada 2016.

Perusahaan global cybersecurity, Kaspersky memprediksi bahwa macam-macam jenis pelanggaran privasi pengguna masih akan berlanjut di 2020. Untuk itu melalui keterangan resminya, perusahaan tersebut memberikan 10 tips untuk menjaga privasi di era digital yang lebih baik.

Berikut tips-tips menjaga privasi di era digital:

1. Periksa Pengaturan Privasi Jejaring Sosial

Apabila memiliki akun sosial, anda mungkin akan terkejut betapa banyaknya data pribadi dalam platform tersebut yang dapat dilihat oleh siapa saja di internet secara default. Itu sebabnya, disarankan untuk selalu memeriksa pengaturan privasi anda.

Hal itu bisa dilakukan dengan membagi informasi tertentu yang dapat dibagikan kepada orang asing, teman ataupun hanya kita yang dapat melihat informasi itu. Caranya, dengan masuk ke "Pengaturan/Setting" pada platform yang digunakan, klik kanal privacy, lalu atur pengaturan informasi anda sesuai dengan yang diinginkan.

2. Jangan Menggunakan Penyimpanan Umum untuk Informasi Pribadi

Jangan menggunakan layanan online yang dimaksudkan untuk menyimpan informasi pribadi anda. Contohnya, Google Documents bukanlah tempat yang ideal untuk menyimpan daftar apapun yang memiliki informasi penting didalamnya. Dropbox, juga bukan tempat terbaik untuk melakukan pemindaian paspor anda kecuali file tersebut disimpan dalam arsip terenkripsi.

Sangat disarankan untuk tidak menggunakan layanan yang dimaksudkan untuk "berbagi" sebagai penyimpanan data pribadi para pengguna.

3. Hindari Pelacakan

Ketika mengunjungi sebuah situs web, peramban anda akan mengungkapkan banyak hal termasuk riwayat anda. Pengiklan atau para pemain di industri per-iklanan biasanya menggunakan informasi tersebut untuk melacak dan menargetkan anda dengan iklan agar tepat sasaran.

Sejatinya, dalam browser yang anda gunakan seperti Google Chrome, Mozilla Firefox, Microsoft Edge dan lainnya sudah membekali "Mode Penyamaran atau Incognito Mode" untuk menghindari ancaman semacam ini.

Tetapi mode penyamaran ini tidak sepenuhnya dapat mencegah ancaman pelacakan oleh pengiklan online. Laporan Kaspersky menunjukkan bahwa 'Cookie Web' anda akan dihapus pada saat menutup browser, namun sistem iklan bertarget yang modern telah menggunakan lebih dari sekedar cookie.

Disarankan untuk menggunakan aplikasi layanan ketiga untuk kasus semacam itu. Yang terpenting, pelajari lebih lanjut tentang aplikasi yang akan digunakan jangan sampai hal itu menjadi bumerang dimana aplikasi yang kita unduh itu membawa malware jahat yang dapat merugikan kita sendiri.

4. Simpan Alamat Email Utama dan Nomor Ponsel Anda Tetap Pribadi

Jika katakanlah email utama atau nomor ponsel kita bocor. Akan ada banyak sekali spam pada kotak masuk email dan bahkan ratusan sms atau panggilan pada ponsel kita. Tentunya hal itu mengganggu para pengguna.

Apabila, anda seorang penjual atau pedagang online yang diharuskan untuk membagikan informasi tersebut untuk layanan e-commerce, pertimbangkan untuk membuat alamat email terpisah dan nomor telepon terpisah agar dapat digunakan saat bertransaksi online dan situasi lain yang mengharuskan anda berbagi data dengan orang lain. Itu bertujuan untuk meminimalisir terjadinya 'spam' yang mungkin bisa mengarahkan anda kepada link jahat.

5. Gunakan Aplikasi Pesan End-to-End Encription

Sebagian besar aplikasi percakapan modern memang telah menggunakan enkripsi pada layanannya. Tetapi, pada sejumlah aplikasi mereka menggunakan mode 'enkripsi transit' dimana pesan didekripsi pada pihak penyedia layanan dan disimpan pada servernya. Risikonya adalah jika server penyedia layanan diretas dapat memungkinkan terjadinya kebocoran terhadap percakapan para penggunanya.

Direkomendasikan agar menggunakan aplikasi percakapan enkripsi end-to-end seperti WhatsApp, Viber Messenger, dan aplikasi buatan Indonesia seperti 'Pesan Kita' yang menawarkan keamanan privasi para pengguna sebagai prioritas utama.

6. Gunakan Kata Sandi yang Aman pada Layanan Aplikasi

Memakai kata sandi yang lemah untuk melindungi informasi pribadi anda sama saja dengan meneriakkan informasi tersebut kepada orang lain. Disarankan untuk menggunakan kata sandi yang cukup panjang (12 karakter atau lebih).

Selain itu, gunakan kata sandi yang berbeda untuk setiap layanan. Meskipun, menjadi sangat sulit untuk dihafal langkah tersebut harus dilakukan guna menjaga privasi atau kredensial anda tetap aman. Untuk memudahkan gunakan layanan pengelola kata sandi agar leih mudah.

7. Pertimbangkan Untuk Memberikan Izin Akses pada Aplikasi

Beberapa apikasi atau platform memang meminta izin pengguna untuk mengakses kontak, kamera, mikrofon, geolokasi, file dalam penyimpanan perangkat dan sebagainya. Bahkan, sejumlah aplikasi benar-benar tidak dapat bekerja tanpa izin yang kita berikan.

Tetapi, pelanggaran privasi terjadi saat penyedia layanan menggunakan informasi tersebut untuk membuat profil pengguna untuk para pengiklan dan bisa lebih buruk lagi.

Disarankan untuk meninjau izin yang anda berikan ke suatu aplikasi. Terlebih, jangan memasang ekstensi browser karena memiliki kecenderungan memata-matai para pengguna, jika terpaksa periksa dengan cermat dan teliti izin apa saja yang diberikan.

8. Gunakan PIN atau Password Pada Ponsel dan Komputer

Dianjurkan menerapkan PIN (Personal Identification Number) enam digit daripada menggunakan yang empat digit dan pola kunci layar. Gunakan otentifikasi biometrik agar lebih aman, dimana pada sejumlah perangkat yang sudah mendukung otentifikasi biometrik baik membaca sidik atau membuka kunci dengan wajah.

9. Nonaktifkan Lockscreen Notification

Hal ini mungkin merupakan hal yang sepele tetapi cukup diabaikan para pengguna jika ingin data privasi-nya tetap terlindungi. Jika pemberitahuan muncul saat layar terkunci itu membuat setiap orang bisa saja melihat dan mengetahui permasalahan anda.

Untuk menjaga privasi anda segera nonaktifkan pemberitahuan layar kunci atau sembunyikan informasi sensitif dari layar kunci anda.

10. Jaga Privasi Anda Saat Menggunakan Jaringan Wi-Fi

Jaringan Wi-Fi publik biasanya tidak mengenkripsi lalu lintas jaringan. Itu berarti siapa pun di jaringan yang sama dapat mencoba mengintip lalu lintas penggunanya. Direkomendasi agar tidak mengirimkan data sensitif apapun, login ke suatu aplikasi, bertransaksi menggunakan kartu kredit/debit dan sebagainya melalui Wi-Fi publik.

Untuk meminimalisirnya, gunakan VPN (Virtual Private Network) agar mengenkripsi data anda serta melindunginya dari pengintaian jika terpaksa harus menggunakan jaringan Wi-Fi publik.

Redaktur: Arif Rahman