Uni Emirat Arab Bantah Kembangkan Aplikasi Spionase
Cyberthreat.id – Pemerintah Uni Emirat Arab membantah telah membuat aplikasi Totok yang dipakai untuk operasional mata-mata dunia maya.
Telecommunications Regulatory Authority (TRA) UEA menyatakan, bahwa undang-undang melarang segala jenis pelanggaran data dan intersepsi yang melanggar hukum.
“TRA menegaskan kembali bahwa semua aplikasi telekomunikasi bersertifikat di UEA telah memenuhi standar,” pemerintah menegaskan, demikian seperti dikutip dari AFP, Sabtu (28 Desember 2019).
Sebelumnya, pengembang aplikasi ToTok secara tidak langsung merespons laporan investigasi New York Times yang menuding bahwa aplikasinya sebagai alat mata-mata (spionase) dari pemerintah Uni Emirat Arab.
Dalam pernyataan yang diunggah di situs webnya, Minggu (22 Desember 2019), perusahaan menjelaskan mengapa aplikasi tidak tersedia lagi di Google Play Store dan App Store.
“Memang, Totok sementara tidak tersedia di dua toko tersebut karena masalah teknis,” tulis ToTok.
Meski demikian, perusahaan menyatakan, pengguna layanan tak akan mengalami gangguan, “Kami ingin memberi tahu [kepada Anda] pengguna baru kami, bahwa kami dalam kondisi baik dengan Google dan Apple untuk mengatasi masalah ini,” kata perusahaan.
Berita Terkait:
- Aplikasi ToTok Dituding Alat Spionase Pemerintah UEA
- ToTok: Kami Terapkan Standar Privasi dan Hukum Internasional
Untuk pengguna baru yang menginstal aplikasi di ponsel Samsung, Huawei, Xiaomi, dan Oppo, “ToTok tersedia di toko aplikasi pembuat ponsel. Semua pengguna Android lainnya dapat menginstal aplikasi ToTok dari situs web resmi kami sebagai solusi sementara,” kata perusahaan.
Alasan perusahaan mengembangkan ToTok adalah ingin adanya platform yang andal dan mudah digunakan yang memungkinkan keluarga, teman, dan kolega di seluruh dunia berkomunikasi secara bebas, melampaui batas dan tanpa batas.
“Kami melengkapi ToTok dengan standar keamanan tinggi seperti AES256, TLS / SSL, RSA dan SHA256, guna melindungi data pengguna,” kata perusahaan.
“Kami juga menerapkan kerangka kerja privasi yang mematuhi persyaratan hukum lokal dan internasional untuk melindungi pengguna kami setiap saat.”
ToTok pertama kali dikenalkan ke publik sejak Juli lalu. Kini aplikasi olah pesan layaknya WhatsApp tersebut telah diunduh puluhan juta di ratusan nnegara. Perusahaan mengklaim ToTok menjadi aplikasi terbanyak diunduh di wilayah Timur Tengah, Afrika Utara, Afghanistan, dan Pakistan.
Tidak jelas kapan dinas intelijen Amerika pertama kali menentukan bahwa ToTok adalah alat intelijen UEA. Seorang pakar keamanan digital di Timur Tengah, berbicara dengan syarat anonim, mengatakan pejabat senior UEA mengatakan kepadanya bahwa ToTok memang sebuah aplikasi yang dikembangkan untuk melacak pengguna di UEA dan sekitarnya.
Menurut analisis forensik yang dilakukan Patrick Wardle, peneliti keamanan siber Jamf—sistem manajemen standar pada Apple—untuk NYT, ToTok mudah untuk dikembangkan.
Mantan peneliti Badan Keamanan Nasional (NSA) AS tersebut, ToTok tampaknya salinan dari aplikasi olah pesan asal China yang menawarkan panggilan video gratis, YeeCAll, yang kemudian disesuaikan dengan khalayak berbahasa Inggris dan Arab.
ToTok dirancang dengan cerdik untuk pengawasan massal, tulis NYT:
- secara permukaan, ToTok melacak lokasi pengguna dengan menawarkan ramalan cuaca yang akurat.
- aplikasi mencari kontak baru di ponsel ketika pengguna membuka aplikasi. Alasannya agar membantu terhubung dengan teman-teman pengguna.
- aplikasi mengakses mikrofon, kamera, kalender dan data ponsel lain.