2020, Dunia Maya Bakal Disesaki dengan Perang Siber
Cyberthreat.id- Perusahaan Teknologi Informasi (TI) Check Point, memprediksi ruang dunia maya akan disesaki dengan perang siber pada 2020.Prediksi tersebut berdasarkan studi yang dilakukan Check Point, yang tersedia untuk Badan Informasi International Rusia RIA Novosti.
“Perang Dingin baru akan dimulai di dunia pada tahun 2020, itu akan pecah di dunia maya. Berita palsu sebelum pemilihan akan menjadi tren Internet dalam politik, dan perusahaan serta masyarakat awam perlu mewaspadai ancaman lama, virus phishing dan ransomware,” tulis para ahli Check Point, seperti dikutip dari E Hacking News, Senin, (30 Desember 2019).
Menurut para ahli, serangan dunia maya akan semakin banyak digunakan sebagai konflik tidak langsung antara negara-negara kecil, yang didukung dan dibiayai oleh negara-negara besar yang ingin memperluas wilayah pengaruh mereka.
Selain itu, mereka memperkirakan peningkatan jumlah serangan dunia maya terhadap utilitas dan infrastruktur penting lainnya. Misalnya, dalam banyak kasus, teknologi usang digunakan di bidang listrik dan pasokan air.
Bahkan, pada tahun 2020, peningkatan jumlah serangan yang ditargetkan pada pihak berwenang, perusahaan tertentu dan organisasi kesehatan melalui malware mobile dan ransomware diproyeksikan akan meningkat.”Versi baru malware tersedia untuk siapa saja yang bersedia membayar pengembang,” jelas para ahli.
Check Point juga memprediksi lebih banyak phishing terhadap karyawan mereka. Terlepas dari kenyataan bahwa email tetap menjadi vektor serangan utama, penjahat cyber sekarang menggunakan banyak vektor serangan lainnya.
“Phishing semakin mencakup serangan SMS di ponsel atau penggunaan pesan di jejaring sosial dan platform game," kata para ahli.
Tidak hanya itu, tren lain serangan siber pada tahun 2020, juga menyangkut berita palsu (hoax) selama kampanye Pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS).
"Pada 2016, sebelum pemilihan presiden AS, distribusi berita palsu berdasarkan kecerdasan buatan dimulai. Lawan politik berhasil dengan menciptakan tim khusus yang menciptakan dan menyebarkan cerita palsu,” ungkap Check Point.