Twitter Hapus 5.929 Akun Propaganda yang Didukung Arab Saudi

Twitter | Foto: Freepik.com

Cyberthreat.id – Twitter Inc menghapus sebanyak 5.929 akun yang melanggar kebijakan platform. Dalam investigasi tim Sites Integrity, Twitter menuding bahwa operasional ribuan akun tersebut didukung oleh Arab Saudi.

“Akun tersebut mewakili bagian inti dari jaringan yang lebih besar dari lebih 88.000 akun yang terlibat dalam kampanye spam di berbagai topik,” tulis Twitter dalam blog perusahaannya yang diakses Sabtu (21 Desember 20190.

Twitter mengatakan, telah menghapus permanen akun-akun tersebut dari layanan.

“Analisis internal kami menunjukkan, bahwa jaringan itu terlibat dalam berbagai bentuk manipulasi platform, mengkhususkan diskusi terkait dengan Arab Saudi, dan mendorong kepentingan geopolitik mereka di panggung dunia, terutama akun-akun yang memperkuat pesan menguntungkan bagi pemerintah Saudi,” tulis Twitter.

Sebagian besar konten dari jaringan tersebut dalam bahasa Arab. Sebagian dari konten juga terkait dengan khalayak Barat, terutama soal diskusi seputar sanksi di Iran dan penampilan pejabat Arab Saudi di media Barat.

“Investigasi kami telah melacak sumber aktivitas terkoordinasi ke Smaat, sebuah perusahaan pemasaran dan manajemen media sosial yang berbasis di Arab Saudi,” tulis Twitter.

“Smaat tampaknya telah membuat, membeli, dan/atau mengelola akun-akun itu atas nama klien mereka. Kami telah secara permanen memblokir akses Smaat ke layanan kami, serta akun Twitter eksekutif senior Smaat,” kata Twitter.

Twitter menyebutkan, bawha Smaat mengelola berbagai akun Twitter untuk individu profil tinggi, serta banyak departemen pemerintah di Arab Saudi.

Menurut Twitter, banyak akun yang terlibat dalam keseluruhan jaringan itu menggunakan alat otomatis pihak ketiga untuk memperkuat konten non-politik dalam jumlah yang banyak.

Secara umum, penggunaan otomatisasi untuk Tweet konten memang bermanfaat, seperti info respons krisis atau pembaruan cuaca, “Itu bukanlah pelanggaran aturan kami,” kata Twitter.

“Namun, perilaku kali ini, sebagian digunakan secara strategis dalam upaya untuk menutupi manipulasi platform keseluruhan yang berasal dari akun tersebut,” Twitter menegaskan.