Data, Tantangan Terbesar Tukangharian.id dan Guruharian.id
Cyberthreat.id - Direktur operasional Tukangharian.id, Michael Seno Setiawan, mengatakan tantangan terbesar dalam menjalankan operasional aplikasi adalah menjaga data. Tukangharian.id, kata dia, berencana mendata dan mengumpulkan sekitar 15 juta data tukang di Indonesia.
Itu saja belum cukup. Michael menyebut data itu harus termasuk informasi tentang anak istri dan tanggungan si tukang. Artinya, jumlah data yang akan dikoleksi bisa meningkat dua atau tiga kali lipat.
Kemudian data itu juga akan disinkronkan dengan data lain seperti BPJS karena fitur-fitur di aplikasi terus dikembangkan. Misalnya pengembangan data hingga fasilitas kredit bagi para tukang atau guru honorer.
"Jadi memang challenge-nya ini sangat besar," kata Michael saat menggelar syukuran Tukangharian.id di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Kamis (19 Desember 2019).
Menurut Michael, server Tukangharian.id berada di Indonesia yang telah mengikuti standar keamanan dari Bank Indonesia. Dari segi keamanan, server juga sengaja dibikin beberapa lapis.
Misalnya khusus data-data sensitif dan personal hanya bisa diakses orang dalam dan dari internal. Pihaknya juga melakukan literasi keamanan informasi guna menghindari dari serangan siber seperti rekayasa sosial (social engineering).
"Ada mekanisme tertentu dan data kami memang tidak bisa diakses dari luar," ujarnya.
Begitupun Guruharian.id yang berencana mengumpulkan data guru honorer. Menurut Michael, setidaknya terdapat sekitar 8 juta guru honorer di Indonesia yang harus diberdayakan oleh aplikasi Guruharian.id.
Sama seperti Tukangharian.id, aplikasi Guruharian.id juga berpotensi meningkatkan data menjadi dua atau tiga kali lipat jika data anak istri dimasukkan.
"Kalau data guru itu ada data sekitar 8 juta guru honorer yang belum PNS. Ide ini muncul karena pemerintah berusaha mengatasi guru ini. Jumlahnya 8 juta yang belum terserap ke PNS. Nah, guru-guru ini bisa diberdayakan dengan memberikan les atau mahasiswa juga bisa jadi guru bimbel, memberikan kursus dan lain-lainnya," kata dia.
Untuk menghindari fraud/penipuan, Michael mengatakan baik Tukangharian.id maupun Guruharian.id telah menerapkan verifikasi identitas. Jangan sampai identitas yang digunakan palsu atau fiktif sehingga membuka peluang fraud.
"Kan banyak kasus ketika data KTP elektronik benar, tapi foto diganti. Untuk ini kita punya kerja sama dengan pihak ketiga dalam hal verifikasi tersebut."
Hingga kini kedua aplikasi itu belum mengadakan kerjasama atau kolaborasi dengan pihak terkait khususnya dalam aspek keamanan informasi. Menurut Michael, ke depan mungkin ada kerjasama dengan beberapa pihak karena tantangan data di era digital semakin kompleks dan rumit.