Media Jerman Sebut Hacker Vietnam Serang BMW

Ilustrasi

Cyberthreat.id - Media Jerman melaporkan bahwa peretas yang diduga memiliki hubungan dengan pemerintah Vietnam telah melanggar jaringan milik dua pabrikan mobil, yaitu BMW dan Hyundai.

Laporan tersebut, datang dari Bayerischer Rundfunk (BR) dan Taggesschau (TS), yang mengklaim bahwa peretas merusak jaringan cabang BMW sekitar musim semi ini atau periode Maret hingga Juni 2019.

Para penyerang diduga memasang alat uji penetrasi bernama Cobalt Strike pada host yang terinfeksi, yang mereka gunakan sebagai backdoor ke jaringan yang dikompromikan sebagaimana dilansir ZD Net, Jumat (6 Desember 2019).

BMW sepertinya sempat sengaja membiarkan para peretas bertahan di jaringannya, dan mengikuti setiap gerakan mereka, lalu memutus akses penyerang selama akhir pekan lalu atau tepatnya akhir November.

Wartawan dari media BR dan TS mengklaim para peretas di balik serangan itu juga mencoba menyerang pabrikan otomotif asal Korea Selatan Hyundai, tetapi tidak memberikan rincian tambahan tentang intrusi kedua ini. Baik BMW maupun Hyundai tidak ingin mengomentari artikel BR.

APT32

Baik media BR maupun TS menyatakan kelompok di balik intrusi BMW dan Hyundai adalah aktor ancaman yang dikenal karena serangannya terhadap industri otomotif. Para pelaku ini dikenal sebagai Ocean Lotus (atau APT32), sebuah kelompok yang diyakini melakukan serangan atas nama pemerintah Vietnam.

Menurut laporan, grup ini telah aktif sejak 2014. Sementara serangan awal difokuskan pada peretasan korporasi asing yang aktif di Vietnam dan negara-negara Asia Tenggara lainnya. Dan memang sejak 2017, grup ini terus-menerus menargetkan industri otomotif.

Sebelum serangan yang diketahui baru-baru ini, kelompok APT32 telah dikaitkan dengan serangan terhadap Toyota Australia. Beberapa minggu kemudian, Toyota Jepang dan Toyota Vietnam mengungkapkan pelanggaran serupa.

Banyak ahli berspekulasi bahwa pemerintah Vietnam telah meniru langkah yang dilakukan oleh pemerintah China. Mereka menggunakan kelompok hacker untuk melakukan spionase ekonomi pada perusahaan asing, mencuri kekayaan intelektual, kemudian menggunakannya untuk perusahaan yang didanai oleh negara.

China menggunakan strategi ini untuk menopang sektor manufaktur pesawatnya, dan sekarang para ahli percaya bahwa Vietnam melakukan hal yang sama untuk startup otomotif pemula VinFast, yang mulai meluncurkan mobil pertamanya tahun ini.