Pekerjaan Bergaji Mahal di Finansial Bakal Digantikan Robot
Cyberthreat.id - Era industri 4.0 dengan kehadiran robotik dan Artificial Intelligence (AI) diprediksi bakal menggantikan ribuan pekerjaan rutin di Wall Street. Sekarang, para robot ini akan datang untuk mengisi pekerjaan sebagai atasan di berbagai pasar modal dunia.
Pendapat tersebut dikemukakan Marcos Lopez de Prado, seorang profesor Universitas Cornell dan mantan kepala Machine Learning di AQR Capital Management LLC. Ia memberikan kesaksian di Washington pada Jumat (6 Desember 2019) tentang dampak AI pada pasar modal dan menjelaskan pekerjaannya sebagai kepala peneliti.
Penggunaan algoritma di pasar elektronik telah mengotomatiskan pekerjaan puluhan ribu pedagang eksekusi di seluruh dunia. Dan itu juga menggusur orang-orang yang bekerja memodelkan harga dan risiko atau membangun portofolio investasi.
"Machine Learning di sektor keuangan menciptakan sejumlah tantangan bagi 6,14 juta orang yang bekerja di industri keuangan dan asuransi. Banyak di antaranya akan kehilangan pekerjaan - tidak harus karena mereka digantikan oleh mesin, tetapi karena mereka tidak dilatih untuk bekerja bersama algoritma," kata Lopez de Prado dilansir Bloomberg, Jumat (6 Desember 2019).
Selama hampir dua jam dengar pendapat, anggota parlemen di Washington bertanya kepada para ahli tentang bias ras dan gender dalam AI, persaingan untuk pekerja teknologi yang sangat terampil, dan tantangan untuk mengatur pasar keuangan yang semakin kompleks dan didorong oleh data.
CEO Modern Market Initiative, Kirsten Wegner, mengatakan ketika aktor jahat di sektor finansial terus berkembang dan menjadi lebih canggih, maka sangat penting bagi regulator keuangan untuk memiliki sumber daya pendanaan, kapasitas teknologi, serta akses ke AI dan teknologi.
"Tujuannya untuk menjadi Polisi yang jauh lebih kuat dan efektif," kata Wagner yang menilai Polisi manusia sulit melakukan tugasnya di era digital tersebut.
Martina Rejsjo, Kepala Pengawasan Nasdaq North America Equities, mengatakan perusahaannya telah menjalankan lebih dari 40 algoritma berbeda, menggunakan sekitar 35 ribu parameter untuk mencari penyalahgunaan dan manipulasi pasar secara real time.
"Pertumbuhan yang sangat masif, dalam banyak kasus, eksponensial dalam data pasar merupakan tantangan berat untuk diawasi para profesional. Upaya penyalahgunaan pasar telah menjadi lebih canggih, memberikan tekanan lebih pada tim pengawasan, ibarat menemukan jarum di tumpukan jerami," ujar Rejsjo.
Direktur senior CFA Institute, Rebecca Fender, memprediksi algoritma bakal menghilangkan tiga pekerjaan di sektor finansial dalam waktu dekat.
Ketiga pekerjaan itu adalah agen penjualan, pedagang, dan analis kinerja. Menurut dia, berdasarkan survei internal CFA, 43 persen dari anggota dan kandidat CFA mengharapkan peran mereka berubah secara signifikan dalam 5 hingga 10 tahun mendatang.
"Survei dilakukan terhadap lebih dari 3.800 responden dan tiga peran yang paling mungkin hilang adalah agen penjualan, pedagang, dan analis kinerja," ujarnya.