Pakar AS: Cepat atau Lambat, Indonesia akan Hadapi Deepfake
Cyberthreat.id - Field Chief Security Officer, Asia Pacific Palo Alto Networks, Kevin O'Leary menjelaskan, terdapat banyak hal yang mengerikan terkait dengan teknologi deepfake. Dan itu dapat sangat berbahaya.
"Kamu dapat melihat (deepfake) secara online. Begitu banyak hal menakutkan disana," kata Kevin dalam diskusi di Jakarta, Selasa (3 Desember 2019).
Meskipun, lanjut Kevin, Deepfake ini belum 100 persen mempengaruhi Indonesia atau bahkan di ASEAN. Karena, teknologi ini masih terus dikaji dan dikembangkan lagi.
"Teknologi tersebut belum mempengaruhi Indonesia saat ini. Namun, teknologi tersebut sudah sangat dekat dan akan berdampak pada Indonesia dalam waktu dekat," ujar Kevin.
Seperti yang diketahui, deepfake adalah salah satu kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) yang dapat membuat visual palsu berupa video atau audio dengan menggunakan data (gambar, video dan audio) yang sudah ada.
Teknologi deepfake dikhawatirkan jika digunakan dan dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab akan banyak merugikan para korbannya. Karena, dengan kehadiran teknologi tersebut oknum-oknum itu dapat membuat video hoax, video porno yang palsu, berita palsu dan kejahatan lainnya.
Digital Watermark
Hingga saat ini Kevin belum melihat artikel maupun video yang sempurna terkait deepfake ini. Yang artinya, untuk saat ini, deepfake masih bisa dibedakan dengan kasat mata antara yang palsu dan yang asli.
"Kedepannya jika teknologi deepfake sudah sempurna, akan sangat susah untuk mengelola ataupun membedakan antara yang asli dan yang palsu. 'Digital Watermark' mungkin bisa juga menjadi solusi, karena jika sebuah aplikasi memproduksi video deepfake ini jika terdapat watermarknya mungkin kita akan tahu itu palsu."
Terlebih, kata dia, terdapat satu solusi yang mungkin akan sangat berguna dan bermanfaat dalam kasus ini. Kasus yang dimaksud adalah untuk membedakan video original dan video palsu.
"Saya tahu perusahaan yang bergerak di bidang 'steganography'. Steganography akan dapat membedakan antara video asli dan video palsu," ujarnya.
Dilansir webopedia, Steganography adalah seni dan ilmu menyembunyikan informasi dengan menanamkan pesan di dalam pesan lain, yang tampaknya tidak berbahaya.
Steganografi bekerja dengan mengganti bit data yang tidak berguna atau tidak digunakan dalam file komputer biasa (seperti grafik, suara, teks, HTML, atau bahkan floppy disk) dengan bit informasi yang berbeda dan tidak terlihat. Informasi tersembunyi ini dapat berupa teks biasa, teks sandi, atau bahkan gambar.
Steganography ini penting karena proses penyisipan data dalam gambar, teks atau dokumen hanya diketahui oleh si pemilik yang menggunakan steganography ini.
Akan tetapi, terdapat juga Steganalysis dimana itu adalah teknologi yang mencoba untuk merusak Steganography dengan mendeteksi informasi dan penggalian tersembunyi. Memang tidak ada yang aman, tetapi dalam kasus (deepfake) ini memungkinkan para ahli untuk dapat membedakan video palsu yang dibuat deepfake dengan video yang aslinya.
"Teknologi ini sudah ada dan sangat memungkinkan untuk melakukan itu (membedakan video deep fake)," tambah Kevin.
"Tetapi, bagaimana cara itu (steganography) dilakukan, dimana ia diletakkan dalam sebuah jaringan atau sosial media, jujur saya tidak mengetahuinya. Tetapi, itu akan menjadi pendekatan yang bagus."