Tim ITB Bersiap Menuju Huawei ICT Competition Regional

Intstruktur Tim ITB, Rifqy Hakimi (paling kiri) bersama anggota Tim ITB saat menerima penghargaan sebagai juara Huawei ICT Competition Indonesia 2019-2020 di Grha Saba, UGM, Yogyakarta, Kamis (28 November 2019) | Foto: Faisal Hafis/Cyberthreat.id

Yogyakarta, Cyberthreat.id - Intstruktur Tim ITB, Rifqy Hakimi, berencana menyiapkan serangkaian latihan intensif menuju Huawei ICT Competition regional Asia Tenggara di Manila tahun depan. Tim ITB baru saja menjuarai Huawei ICT Competition level nasional yang babak finalnya diselenggarakan di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, 27-28 November 2019.

"Alhamdulillah tahun ini kami kembali menang untuk level nasional di Huawei. Saya harap anak-anak yang menang ini bisa mempersiapkan diri lebih baik ke kompetisi regional," kata Rifqy kepada Cyberthreat.id usai menerima penghargaan Juara I di Grha Saba, UGM, Yogyakarta, Kamis (28 November 2019).

Persaingan di level regional akan jauh lebih berat karena Tim ITB bertanding mewakili negara. Tahun lalu Indonesia berhasil menjuarai Huawei ICT Competition 2018 untuk regional bersama Tim Telkom University. Untuk level internasional yang diikuti lebih 60 negara, Malaysia keluar sebagai pemenang.

Tim ITB, kata Rifqy, memiliki fasilitas Huawei ICT Academy di kampusnya berupa lab dan fasilitas training. Huawei juga menyediakan instruktur dan praktisi untuk tranfser ilmu ke mahasiswa yang mendalami teknologi terutama networking dan Cloud.

Ada delapan perguruan tinggi yang memiliki fasilitas serupa di Indonesia yakni UGM, Universitas Indonesia (UI), Universitas Diponegoro (Undip), Universitas Padjadjaran (Unpad), Telkom University, Universitas Multimedia Nusantara (UMN), dan Institut Teknologi 10 November (ITS).

"Untuk persiapan ke regional kami akan menyiapkan program latihan intensif. Terutama memanfaatkan fasilitas training dari Huawei. Kebetulan ITB punya Huawei ICT Academy yang memberinya lisensi untuk membuka dan melaksanakan training," ujarnya.

Perbanyak Kompetisi

Rifqy mengatakan Indonesia sebetulnya memerlukan banyak kompetisi networking dan Cloud untuk mengundang minat mahasiswa mempelajarinya. Kedua teknologi itu adalah kunci di revolusi industri 4.0 selain Artificial Intelligence (AI), Big Data, Robotik, dan Internet of Thing (IoT).

"Karena mahasiswa butuh pemicu sehingga mereka tertarik mempelajari networking dan Cloud itu sendiri. ICT itu kan kita persiapkan untuk memasuki era 4.0 sehingga banyak kompetisi ini kita ingin mahasiswa punya semangat dan motivasi tinggi untuk belajar," kata dia.

Senada, Anggota Tim ITB Samuel Christian Coe mengatakan banyaknya kompetisi membuat dirinya bersama teman-teman lebih semangat untuk mengikutinya. Apalagi kompetisi Huawei ICT Competition menawarkan banyak tools dan soal-soal baru seperti simulator versi update dengan tantangan yang rumit.

"Pasti kami akan menambah jam belajar lagi untuk ke regional karena level nasional saja sudah berat apalagi antar negara," ujarnya.

Untuk persiapan ke regional Samuel mengatakan akan berdiskusi lagi bersama tim dan menerima masukan dari instruktur. Yang pasti, ia akan menularkan semangat kemenangan ini kepada rekan-rekan di kampus untuk mengikuti jejaknya menang di nasional menuju regional dan sebisa mungkin juara di level internasional.

"Kompetisi seperti ini menambah semangat kami untuk tertarik dan terus belajar lagi. Jadi kalau teman-teman mau ikut Huawei ICT ini sebisa mungkin manajemen waktu diatur dengan baik di sela kuliah. Komitmen kita benar-benar diuji," ujarnya.