Tantangan Baru di Huawei ICT Competition 2019-2020

Foto bersama usai final Huawei ICT Competition 2019-2020 di Grha Saba UGM, Rabu 27 November 2019 | Foto: Faisal Hafis/cyberthreat.id

Yogyakarta, Cyberthreat.id - Tim-tim yang bersaing di partai final Huawei ICT Competition Indonesia 2019-2020 mendapatkan banyak tantangan dan pengalaman baru. Babak final kompetisi berakhir pada Rabu (27 November 2019) di Grha Saba UGM, Yogyakarta. Pemenang akan diumumkan dalam acara seremonial pada Kamis (28 November 2019). 

Anggota Tim UGM Arif Hidayat mengatakan, terjadi persaingan ketat antara tim peserta yang berasal dari perguruan tinggi ternama di Tanah Air. Menurut dia, sebagai tuan rumah, tantangan terbesar dalam kompetisi networking adalah simulator Huawei yang memberikan pelajaran baru.

"Karena kami bersaing dengan kampus terbaik di Indonesia, maka tantangan terbesar adalah bagaimana kami meningkatkan skill untuk bekerja sama dengan simulatur yang masih baru," kata Arif Hidayat seusai kompetisi di Grha Saba UGM.

Anggota Tim ITS Satria Ariawan mengatakan, mereka sangat jarang mengikuti kompetisi networking dengan tantangan seketat simulator milik Huawei. Peserta diwajibkan menginstall Enterprise Network Simulator Platform (eNSP) yang di dalamnya wajib mendownload Hedex sehingga file yang boleh diakses hanya dari Hedex saja.

"Kemampuan kami benar-benar diuji karena selain berlomba, kami juga belajar hal baru. Kami jarang dapat tes-tes seperti ini misalnya eNSP dengan tantangannya yang begitu komplit," ujar Arif.

Anggota Tim Unpad Sachi Hongo merasakan tantangan simulator Huawei saat diminta menambahkan firewall dan security. Misalnya ACL (access control list) yang bisa memblok menggunakan firewall kemudian dikombinasikan dengan security menggunakan AA.

"Kami temukan banyak hal baru dengan materi baru diketahui. Waktu simulator di firewall tadi kami menghadapi tantangan berat karena firewall enggak jalan di awal tapi diakhir bisa jalan," ujarnya.

Tim Telkom menghadapi tantangan kala berpacu dengan waktu. Anggota Tim Telkom Muhammad Abdullah Rasyad mengatakan timnya sempat tertekan karena dalam waktu singkat ditantang untuk menyelesaikan persoalan.

"Masalah waktu yang singkat jadi tantangan luar biasa tadi. Selain simulator baru yang kami pelajari langsung disini, kami juga memikirkan lawan adalah kampus-kampus ternama," kata dia.

Meski demikian, tidak semua tim menghadapi tantangan maksimal dari simulator Huawei. Felicia Karissa dari Tim UMN mengatakan timnya menemui kesulitan saat tools (termasuk simulator) tidak berfungsi maksimal. Padahal, simulator merupakan pengalaman baru bagi mayoritas tim peserta.

"Di sini kami banyak tools baru sehingga kami jadi belajar lagi. Ke depan kami ingin tools-tools diperbagus lagi sehingga kita enggak kesulitan di tengah dan belajar lebih banyak lagi," kata Felicia.

Tim pemenang Huawei ICT Competition Indonesia 2019-2020 akan diikutsertakan ke kompetisi regional Asia Tenggara yang akan bertanding di Manila, Filipina tahun depan. Kompetisi ini merupakan bagian SmartGen 2019 yang diprakasai Huawei di berbagai negara dengan tema SDM dan teknologi.