Transformasi Digital Luar Jawa, PR Besar Pemerintah

Sejumlah pelajar di Maluku menggunakan smartphone di sela istirahat sekolah

Cyberthreat.id - Ekonom senior Sri Adiningsih mengatakan transformasi digital luar Jawa sebagai pekerjaan rumah (PR) terbesar Pemerintah untuk lima tahun ke depan. Ia memuji transformasi digital luar biasa terjadi di Pulau Jawa terutama Jabodetabek dan kota-kota besar, tetapi di luar itu kemajuannya minim.

"Transformasi (digital) sementara baru terasa di Jakarta dan beberapa kota besar lainnya. Itupun dalam skala yang berbeda,” kata Sri Adiningsih di Jakarta, Rabu (20 November 2019).

Secara khusus Sri menyasar masyarakat Indonesia yang berada di daerah yang masih tertinggal dalam hal kemajuan teknologi digital, terutama daerah dengan kategori tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Potensi Indonesia juga amat besar dengan jumlah penduduk 260 juta.

Pemerintah, kata dia, harus bergerak aktif di berbagai bidang seperti pengkajian, pemberdayaan, pelatihan, diskusi, edukasi, survei, diseminasi, dan kegiatan lainnya yang berfokus dalam bidang sosial, ekonomi dan digital untuk menjawab tantangan dan peluang yang muncul di era digital.

"Kita akan berkolaborasi dengan berbagai pihak agar masyarakat Indonesia bisa belajar dan memanfaatkan tranformasi digital dengan baik," ujar Sri Adiningsih yang merupakan mantan Ketua Dewan Pertimbangan Presiden.

Direktur Institute for Social, Economic, and Digital (ISED), Julie Trisnadewani, mengatakan lembaganya hadir sebagai respon atas perkembangan pesat ekonomi berbasis digital, baik secara global hingga di Indonesia.

Ia menuturkan, perkembangan tranformasi digital telah memunculkan isu-isu penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara seperti; ojek online versus ojek tradisional; online versus offline retail; on-demand services serta keamanan/privasi data pribadi.

"Perkembangan ini telah menciptakan banyak lapangan kerja baru dan peluang usaha baru," kata Julie.

Ekonomi berbasis digital, kata dia, memiliki potensi untuk dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengurangan pengangguran, mengurangi kemiskinan, dan ketimpangan pembangunan.

Kemudian variasi perkembangan ekonomi berbasis digital di Indonesia harus menjawab tantangan antara perkotaan dan pedesaan; antara Jawa dan luar Jawa; serta wilayah Indonesia Barat dan Indonesia Timur.

"Tinggal bagaimana kesiapan Pemerintah," ujarnya.