Cybersecurity Awareness Anak Muda Indonesia Masih Minim

Ilustrasi

Cyberthreat.id - Semakin berkembangnya transformasi digital akan selalu seiring dengan meningkatnya ancaman siber di tengah kehidupan yang semakin mudah. Oleh sebab itu, masyarakat Indonesia dituntut untuk meningkatkan cybersecurity awareness agar tidak menjadi korban dalam ranah siber.

Country Manager F5 Networks, Fetra Syahbana mengatakan, tingkat security awareness pada masyarakat Indonesia semakin bagus tiap tahunnya. Walaupun, jika dibandingkan dengan 'major country' masyarakat Indonesia lebih dominan keingintahuannya.

"Kalau dilihat secara demografi, anak muda ini kan banyak sekali. Jadi, kecenderungan mereka untuk mencoba itu lebih dominan," ujar Fetra kepada Cyberthreat.id di Jakarta, Selasa (19 November 2019).

Menurut Fetra, terdapat perbedaan antara masyarakat Indonesia dan modern country lainnya dalam menggunakan internet. Masyarakat pada modern country biasanya cenderung lebih waspada karena mendapatkan literasi yang cukup.

"Di Indonesia memang rasa ingin tahu terhadap sesuatu yang baru itu sangat besar tanpa menaruh rasa kewaspadaannya. Jika di negara advance, pada saat ingin mencoba aplikasi baru pasti menanyakan dan mementingkan keamanan aplikasi itu," ujarnya.

Masyarakat, lanjut Fetra, harus dituntut untuk terus mewaspadai sesuatu di ranah siber. Karena, jika tidak diwaspadai hal itu dapat merugikan kita sebagai pengguna internet. Apalagi dunia nyata dengan dunia Maya telah menjadi satu. Artinya, apa yang dilakukan di salah satu dunia, akan berpengaruh ke dunia satunya.

"Begitu kita publish sesuatu di web atau social media itu kan sama saja membuka kredensial kita keluar. Semestinya, kita dapat antisipasi ini diawal untuk lebih waspada dan teliti."

Problematika terkait dengan cybersecurity awareness ini tidak hanya terjadi di Indonesia. Problem tersebut juga terjadi di negara berkembang lainnya.

"Memang trendnya itu sama pada development country, tidak hanya terjadi di Indonesia. Mungkin ASEAN juga sama seperti kita kecuali Singapura lah untuk negara bagian ASEAN," kata Fetra.

Singapura merupakan salah satu negara maju yang juga kemajuan teknologi dan informasinya telah berkembang pesat. Bahkan, salah satu lembaga penilitian, Oliver Wyman Forum menempatkan Singapura sebagai negara yang paling siap menghadapi gangguan teknologi oleh AI.

Secara, Global Cyber Security Indeks (GCI) 2018, Singapura menempati peringkat ke-6 dari 175 negara. Hal itu dapat dibilang Singapura satu langkah lebih maju dibandingkan Indonesia yang menempati peringkat ke-41 secara global.

Meskipun demikian, perlu diingatkan kembali bahwa serangan siber itu tidak pernah nol. Singapura yang dianggap cyber security-nya lebih aman dibandingkan Indonesia, tetap saja mengalami beberapa serangan siber yang menyebabkan kerugian bagi negara tersebut.

“Toh, meskipun Singapura lebih maju dalam bidang cyber security-nya, bukan berarti membuat Singapura dibilang aman. Threatnya (ancaman) justru lebih besar kepada Singapura,” kata Fetra.