Gerombolan Penjahat Turki Meretas ATM di India
Cyberthreat.id - Kriminal asal Turki melakukan aksi pencurian uang di sejumlah ATM di ibu kota Tripura, Agartala, India. Kejahatan dilakukan melalui perangkat kloning ATM yang dipasang di mesin sehingga menyebabkan puluhan korban kehilangan uang tunai.
Kebanyakan korban adalah nasabah Bank Negara India (SBI). Sejak Agustus 2019 Kepolisian setempat telah menerima laporan kejahatan kloning ATM. Banyak para korban melapor dengan cepat sehingga Kepolisian bertindak sigap.
Unit Cybercrime Kepolisian Tripura menyatakan telah mengumpulkan informasi dari para korban dan pihak bank. Inspektur Polisi Sharmistha Chakraborty membenarkan warga negara Turki beraksi di kejahatan kloning ATM tersebut. Kepolisian, kata dia, sudah menemukan titik terang.
"Penyelidikan kami aktif. Jika perlu kami akan meminta bantuan dari lembaga-lembaga lain dari negara terkait (Turki) di mana kejahatan serupa terjadi," kata Chakraborty dilansir The Hindu, Selasa (19 November 2019).
Menurut laporan media lokal, lebih dari 80 juta rupee (Rp 1,5 miliar) telah dicuri dari beberapa ATM selama beberapa hari terakhir di Agartala. Eastmojocom menulis penjahat kloning ATM asal Turki sebenarnya telah memasang alat di sejumlah kota termasuk ibukota Mumbai, Delhi, Agartala, Kalkuta dan Guwahati.
Manajer Regional SBI, Dibyendu Chowdhury, mengatakan telah memblokir sejumlah ATM dan kartu debit para pelanggannya sebagai tindakan pencegahan.
Pakar teknologi siber setempat mengatakan sistem kloning kartu ATM terdiri dari kamera mata-mata, kartu memori, dan perangkat data kecil untuk mengumpulkan ATM dan rincian rekening nasabah bank. Kemudian ada potensi kebocoran database dari internal Perbankan disana yang membuat kejahatan bisa terjadi.
Sebelumnya, dua pria Turki bernama Hakan Zanburkan dan Fettah Aldemir terlacak di kamera pengintai ATM. Keduanya diduga terlibat dalam jaringan kriminal asal Turki yang memasang alat kloning di sejumlah kota.
Kepolisian juga belum memberikan keterangan rinci karena aksi ini dijalankan secara rapi dan berkelompok. Tidak tertutup kemungkinan jaringan ini memiliki kelompok aktif di Turki.
"Kami menyediakan dua nomor telepon; 8474077791 dan (0361) 273-0056 yang bisa dihubungi untuk melacak kedua orang tersebut," demikian keterangan pihak Kepolisian setempat.