PROJECT NIGHTINGALE
Google Diam-diam Kumpulkan Data Kesehatan Warga AS, Ada Apa?
Cyberthreat.id – Google diam-diam sedang mengumpulkan data kesehatan terperinci dari jutaan orang Amerika melalui kemitraan dengan Ascension, organisasi nirlaba yang menawarkan sistem perawatan kesehatan Katolik terbesar di dunia yang berkantor di Missouri, AS.
Demikian dilaporkan pertama oleh The Wall Street Journal, Senin (11 November 2019) seperti dikutip dari CNET. Proyek yang disebut dengan Project Nightingale itu mengumpulkan informasi dari orang-orang di 21 negara, termasuk data hasil laboratorium, diagnosis dan catatan rawat inap, dan termasuk nama pasien dan tanggal lahir.
Tujuan dari proyek ini adalah untuk mendesain perangkat lunak kesehatan yang dapat menjadi catatan sejarah medis pasien, demikian laporan WSJ.
Pasien dan dokter belum diberitahu tentang kemitraan Google, bahkan karyawan Ascension telah menyuarakan keprihatinan atas proyek tersebut.
Begitu laporan itu terbit, Ascension mengeluarkan siaran pers yang mengumumkan kemitraan itu. Organisasi mengatakan kesepakatan itu melibatkan infrastrukturnya yang dipindahkan ke platform cloud Google juga penggunaan aplikasi G Suite.
Berita Terkait:
Kesepakatan itu, menurut Ascension, telah sesuai dengan HIPAA, undang-undang federal yang mengatur keamanan dan privasi informasi medis tertentu.
"Ketika lingkungan perawatan kesehatan terus berkembang pesat, kita harus bertransformasi untuk lebih memenuhi kebutuhan dan harapan orang-orang yang kita layani serta pengasuh kita sendiri dan penyedia perawatan kesehatan kita," kata Eduardo Conrado, Wakil Presiden Eksekutif Strategi dan Inovasi Ascension.
Google juga merilis pernyataan Senin malam, yang mengatakan, perjanjian dengan Ascension sebagai "praktik standar dalam perawatan kesehatan”.
"Agar lebih jelas: di bawah pengaturan ini, data Ascension tidak dapat digunakan untuk tujuan lain selain untuk menyediakan layanan yang kami tawarkan di bawah perjanjian," Tariq Shaukat, Presiden Google Cloud, mengatakan dalam sebuah posting blog.
"Dan data pasien tidak dapat dan tidak akan digabungkan dengan data konsumen Google apa pun."
"Dengan bekerja dalam kemitraan dengan sistem perawatan kesehatan terkemuka seperti Ascension, kami berharap dapat mengubah pengiriman perawatan kesehatan melalui kekuatan cloud, analisis data, pembelajaran mesin, dan alat produktivitas modern," kata Shaukat.
Pengumuman proyek itu muncul ketika Google membuat dorongan yang lebih besar ke dalam perawatan kesehatan. Awal bulan ini, Google baru saja membeli Fitbit, sebuah perusahaan pelacak kebugaran, senilai US$ 2,1 miliar. Ini menandakan investasi yang lebih dalam untuk layanan kesehatan.
Google, bagaimanapun, telah menerima kritik tajam terkait informasi medis. Dua tahun lalu, Google bersama Universitas Chicago dan pusat medis yang berafiliasi membuat kemitraan untuk menggunakan data pasien dan catatan kesehatan. Proyek itu sebagai upaya untuk meningkatkan analisis prediksi oleh Google.
Namun, Juli lalu, mereka digugat setelah pusat medis diduga berbagi catatan dengan Google tanpa menghilangkan informasi yang dapat diidentifikasi. Data itu termasuk catatan dokter dan cap tanggal untuk ratusan ribu pasien. Saat itu, Google mengatakan telah bertindak sesuai dengan hukum, sedangkan Universitas Chicago juga mengatakan tudingan itu tidak berdasar.
Dalam proyek lain, Deepmind, unit kecerdasan buatan Google di Inggris, pada 2016 juga melakukan kerja sama dengan Royal Free Hospital di London. Mereka membangun aplikasi yang akan mengidentifikasi pasien dengan kerusakan ginjal akut. Namun, tidak setiap pasien menyadari bahwa datanya diberikan kepada Google untuk menguji aplikasi.
Perusahaan induk Google, Alphabet Inc, juga memiliki operasi yang kuat di sekitar penelitian medis. Lengan teknologi kesehatan Alphabet, yang disebut Verily, telah mengembangkan produk yang berfokus pada medis.
Contohnya, lensa kontak pintar untuk orang-orang dengan rabun dekat yang berkaitan dengan usia.
Lalu, jam tangan yang dipenuhi sensor untuk mengumpulkan data untuk studi klinis. Anak perusahaan lain, Calico, juga sedang melakukan riset terkait dunia medis terkait usia manusia.
Dengan munculnya laporan terbaru itu, Project Nightingale pun menuai kritik tajam dari para anggota parlemen.
"Mengabaikan privasi, kesejahteraan publik, dan norma-norma dasar sekarang menjadi inti model bisnis Google," kata Senator Richard Blumenthal, seorang Demokrat dari Connecticut, dalam sebuah tweet.
"Ini pelanggaran yang sangat memalukan," ia menegaskan.