Tak Sekadar Peramban, Yandex adalah Pioner Mobil Otonom

Mobil otonom Yandex | Foto: ZDNet

Cyberthreat.id – Yandex dikenal sebagai “Google-nya Rusia”. Namun, lebih dari itu, sebetulnya Yandex juga pionir yang membuat mobil tanpa pengemudi.

Misalnya, taksi tanpa pengemudi mereka diluncurkan di daerah pedalaman Kazan, ibu kota wilayah Tatarstan di Rusia. Kota kecil yang bernama Innopolis ini terkenal memiliki kluster teknologi informasi sendiri dan sekarang penduduknya bisa berkendara tanpa memegang setir, demikian seperti dikutip dari BBC.

Memang mirip dengan proyek Waymo milik Google, hanya bedanya mobil-mobil pintar ini berseliweran di padang rumput Rusia.

Yandex juga menjadi tempat tujuan bekerja bagi anak-anak muda Rusia yang paling pintar. Meski Rusia memiliki banyak tempat kerja untuk para spesialis teknologi, universitas di negara tersebut tidak membentuk mahasiswa yang "business-minded", kata Olga Maslikhova, seorang investor ventura teknologi.


Berita Terkait:


Kelas gratis

Membangun generasi baru “Yandexoids”, begitu mereka menyebut karyawan Yandex, juga menjadi tujuan utama perusahaan ini. Yandex memiliki program untuk mengajari dasar-dasar pemrograman untuk anak-anak.

Yandex School of Data Analysis juga menawarkan kelas-kelas gratis untuk siswa tingkat atas dan pasca sarjana sejak 2007. Mereka juga memiliki program bersama dengan sejumlah kampus Rusia.

Yandex tidak hanya mencoba mengajari para pengembang dan analis muda untuk bekerja dengan big data dan kecerdasan buatan, tapi mereka juga mencoba melibatkan seluruh populasi Rusia.

Toloka

Platform Toloka milik Yandex, misalnya, memberi kesempatan kepada semua orang untuk membantu mengajari algoritma AI mereka, sambil dibayar.

Ada ratusan tugas yang bisa Anda lakukan di laman web mereka, untuk setiap satu tugasnya Anda bisa dibayar sekitar 5c (Rp 71.000), tergantung level kecakapan Anda.

Yang dibutuhkan hanyalah sepasang mata, telinga dan otak — tidak butuh ijazah SMA untuk mengatakan kepada mesin AI apa kalimat yang Anda dengar dalam sebuah rekaman.

Usaha Yandex untuk melibatkan publik ke produk mereka tak berakhir di situ. Mereka meluncurkan sebuah aplikasi ponsel untuk proyek Narodnaya Karta ("Peta Umum" dalam bahasa Indonesia), yaitu editor untuk Yandex.Maps, seperti halnya Google Maps).

Narodnaya Karta adalah sebuah alat di layanan Yandex Maps yang membantu penggunanya untuk meningkatkan akurasi peta.

Semua pengguna bisa mengusulkan untuk mengedit versi terbaru peta. Semua orang bisa memindai wilayah sekitar mereka dan mengunggah data baru supaya peta terus terkini. Ini adalah kartografi urun daya.

Di masa depan, beberapa proyek bahkan lebih ambisius. Dalam konferensi teknologi terbesar di Rusia yang diadakan oleh Yandex, 'Yet Another Conference' tahun lalu, Arkady Volozh, CEO Yandex, mengusulkan sesuatu yang ambisius. Idenya adalah membuat teknologi larut dalam kehidupan sehari-hari.

Caranya? Dengan membuat teknologi sangat mudah digunakan dan dengan cara senatural mungkin. Ingin makan pizza? Tidak perlu mencari ke mesin peramban nomor telepon restoran pizza, menelepon, dan memesan pizza.

Cukup tekan sebuah tombol di ponsel dan sampaikan maksud kepada asisten pintar: Alisa, yang kemudian akan memesankan pizza kesukaan Anda.

Papa John telah mengkonfirmasi kolaborasi dengan Yandex untuk membuat aksi ini bisa dilakukan.

Yandex.Dilaogues

Sebuah platform baru yang dinamai Yandex.Dialogues diluncurkan pada Mei 2018, yakni sebuah platform di mana pengembang pihak ketiga bisa menambahkan fungsi-fungsi tertentu kepada Alisa.

Pengembangan dan riset AI ini tentu sangat serius, seperti halnya stereotipe yang diberikan kepada orang-orang Rusia, tapi di Yandex, mereka berusaha mematahkan pendapat klise tersebut.

Misalnya, para pengguna Yandex.Maps boleh melabeli sebuah tempat dengan emoji (hal ini membuat nyaris seluruh distrik di Moskow ditandai dengan emoji kotoran manusia).