Kebesaran Yandex Berkat Mantan Para Awak Google

Yandex | Foto: digitaltrends.com

Cyberthreat.id – Pangsa pasar Yandex kini telah merambah di luar Rusia. Analisis pasar menunjukkan, Yandex menguasai konsumen di Rusia dengan 48,78 persen, tentu saja mengalahkan Google yang hanya 47,88 persen.

Berikut adalah pangsa pasar Yandex di beberapa negara, menurut analisis riset Statcounter pada Juli 2019):

  • Rusia             : 48,79 persen
  • Belarus          : 22,38 persen
  • Kazakhstan   : 21,88 persen
  • Tajkistan        : 15.12 persen
  • Uzbekistan    : 11,87 persen
  • Turki              : 10,67 persen
  • Kirgistan        : 9,61 persen
  • Turkmenistan : 6.73 persen
  • Ukraina          : 5,98 persen
  • Armenia         : 4,20 persen
  • Moldova         : 3,40 persen
  • Georgia          : 2,85 persen
  • Azerbaijan      : 2,06 persen

Berita Terkait:


Di semua negara di atas selain Rusia, Yandex adalah mesin pencari terpopuler kedua setelah Google. Menariknya, Yandex telah dilarang di Ukraina sejak 2017, tetapi banyak orang menggunakan jaringan pribadi virtual (VPN) untuk bisa mengaksesnya.

Meski Yandex masih relatif kecil pada skala global dengan pangsa pasar 0,55 persen, Yandex masuk mesin pencari terbesar ke-5 di dunia setelah Google, Bing, Yahoo!, dan Baidu. Pangsa pasar global Yandex mirip dengan DuckDuckGo, yang berada di posisi keenam dengan pangsa pasar 0,54 persen.

Karyawan Yandex ternyata juga berasal dari Google. Di departemen riset, ada karyawan-karyawan yang sebelumnya bekerja di Google dan Microsoft, tulis BBC.

Ini menandakan Yandex menganggap Google sebagai salah satu rivalnya. Ini bisa jadi benar, bila menilik masalah teknologi dan ide.

Olga Maslikhova, seorang investor ventura teknologi, mengatakan, Yandex tidak akan mencoba menyaingi Google di tingkat dunia; Yandex hanya akan konsentrasi kepada pasar Rusia.

"Yandex adalah perusahaan publik dan mereka butuh meningkatkan valuasi. Pilihannya adalah memperluas pasar ke negara-negra lain atau mengembangkan berbagai macam produk di satu negara saja," tutur Maslikhova.

"Perlu diingat, dengan situasi ekonomi Rusia, sangat sulit untuk merambah pasar internasional. Jadi, Yandex memilih strategi pemasaran skala horizontal di tempat mereka telah beroperasi."

Orang-orang yang bekerja di sana, meski begitu, tak melulu orang Rusia. David Talbot, mantan periset bahasa Google, adalah kepala proyek Yandex.Translate.

Talbot bergabung dengan tim yang dipimpin Mikhail Bilenko, yang sebelumnya mengembangkan platform pembelajaran mesin (machine learning) di Mocrosoft, adalah kepala kecerdasan mesin dan periset di Yandex.

Ada kontroversi ketika Talbot akhirnya bergabung dengan Yandes, dan situs penerjemah online mereka kemudian menggunakan sistem neuronet, hanya terpaut sebentar setelah Google Translate menggunakan sistem yang sama.

Namun Talbot mengatakan kepada BBC, arsitektur yang dipakai berbeda, yang berarti mesin Yandex akan berjalan lebih baik untuk penerjemahan Bahasa Inggris ke Rusia.

"Kebanyakan orang melakukan apa-apa di internet secara urun daya (crowdsourcing—contoh ide ini adalah Wikipedia)," ujarnya.

"Tidak ada sistem urun daya untuk implementasi mesin penerjemahan Google, tapi sudah banyak perangkat online yang tersedia secara urun daya, yang membuat Anda bisa bereksperimen dengan banyak hal,” kata Talbot.

“Kami telah melihat keuntungan untuk tidak merahasiakan teknologi. Jika Anda membuatnya urun daya, maka banyak orang akan bereksperimen dengan software Anda dan mereka akan menemukan bug dan melakukan perbaikan,” ia menambahkan.

Pada pertengahan 2017, Yandex membuka perpustakaan pembelajaran-mesin mereka sendiri. Mereka juga mengembangkan layanan cloud yang bertujuan membantu perusahaan-perusahaan lain mengembangkan produk-produk mereka. Pada akhirnya proses ini akan berujung pada inovasi teknologi pengenalan suara Yandex.