Inilah Serangan Siber Terparah Enam Bulan Terakhir
Cyberthreat.id - Laman Cyware merangkum sejumlah serangan siber (cyber attack) yang terjadi di berbagai negara dalam enam bulan terakhir. Insiden keamanan banyak terjadi karena berbagai alasan.
Kesalahan konfigurasi, kerentanan yang dieksploitasi, atau social engineering yang sukses dilakukan kepada korban adalah hal-hal umum penyebab serangan.
Insiden dapat mempengaruhi data orang yang terkait dengan organisasi/perusahaan atau wilayah geografis tertentu. Kerugian finansial akibat insiden juga cukup besar karena dampak serangan menyebabkan kegiatan ekonomi digital terganggu.
Berikut ini rangkuman serangan siber parah dan cukup menghebohkan di berbagai belahan dunia.
Ini belum termasuk serangan yang menyerang kota atau wilayah tertentu di berbagai negara seperti gelombang Ransomware di Amerika Serikat (AS) sepanjang tahun 2019.
1. Georgia
Pada 28 Oktober 2019 rakyat Georgia menghadapi serangan siber skala besar yang berdampak pada sekitar 15 ribu website di sana, termasuk situs pemerintah dan media massa.
Penyerang melanggar jaringan Pro-Service, penyedia hosting web lokal, yang mengakibatkan website terpengaruh, dirusak, kemudian dimatikan. Kolaborasi serangan berupa deface dan DDoS menganggu layanan publik hingga menghentikan Pemerintahan.
2. Brasil
Informasi pribadi sekitar 92 juta warga Brasil dilelang di forum bawah tanah (dark web). Kabar ini diketahui pada 4 Oktober 2019 yang mengatakan kebocoran data mencakup email, nomor telepon, nomor lisensi, profesi, dan banyak lagi. Penjual di dark web mengklaim bahwa setiap catatan asli dan unik.
3. Ekuador
Database yang tidak terkonfigurasi mengekspos data pribadi sebagian besar warga negara Ekuador yang mencuat ke media 16 September 2019.
Database berisi 20,8 juta catatan pribadi warga negara di sana, termasuk catatan duplikat milik warga yang sudah meninggal. Tahun 2017 jumlah penduduk Ekuador mencapai 16,62 juta namun Pemerintah telah mengeluarkan pernyataan bahwa kebocoran data ini yang terbesar dalam sejarah Ekuador.
4. Chile
Lebih dari 80 persen populasi Chile terdampak akibat kebocoran data pribadi 14,3 juta warganya. Pertama kali laporan ini mencuat 2 Agustus 2019 dimana data yang terekspos merupakan data pemilih Pemilu. Data yang bocor adalah nama, jenis kelamin, usia, dan alamat. Pada 2017 jumlah penduduk Chile telah mencapai 18 juta jiwa.
5. Bulgaria
Data pribadi jutaan warga Bulgaria dibocorkan seorang hacker yang kemudian mengirimkannya melalui email ke media massa. Badan Pendapatan Nasional (NRA) Bulgaria diretas oleh si hacker sehingga berhasil mencuri data-data tersebut. Data yang bocor adalah nama, jumlah pendapatan keuangan, nomor PIN hingga alamat rumah.
6. Panama
Server Elasticsearch diretas mengakibatkan 85 persen data pribadi warga Panama bocor. Kabar ini dipublikasi pada 13 Mei 2019 oleh media setempat. Jumlah data yang bocor berisi 3.427.396 catatan data pengguna yang disebutkan masih valid.
Informasi yang terbuka antara lain nama, alamat email, dan nomor asuransi kesehatan. Pemerintah setempat menyebut kejadian ini sebagai insiden keamanan besar-besaran.