Bagusnet, Penyedia Internet di Banjarmasin Diperas Hacker
Banjarmasin, Cyberthreat.id – PT Borneo Broadband Technology (BBT) atau Bagusnet, perusahaan penyedia layanan internet (ISP) lokal asal Banjarmasin, Kalimantan Selatan menjadi korban serangan peretas (hacker).
Direktur Bagusnet Muslim Insan Utama, yang dihubungi Cyberthreat.id, Selasa (5 November 2019), membenarkan bahwa perusahaannya telah diserang hacker dan dirinya telah melaporkan kejadian itu ke Polda Kalimantan Selatan.
Hacker menyerang router mikrotik milik Bagusnet sebanyak 50 unit. Akibatnya, perusahaan tak bisa mengakses ke nama pengguna (username) dan kata sandi yang biasanya dipakai. Dengan adanya gangguan tersebut, kata Muslim, berimbas pada layanan ke pelanggannya.
Bagusnet adalah provider swasta lokal pertama yang resmi berlisensi di Banjarmasin. Perusahaan melayani pemasangan internet dan jaringan VPN di Banjarmasin dan kota-kota lain di Kalsel.
Untuk mendapatkan kembali akses ke router mikrotik, hacker tersebut meminta uang tebusan. Modus ini mirip sekali dengan hacker kelompok ransomware. Namun, belum diketahui pasti apakah hacker tersebut memang menggunakan teknik ransomware atau tidak.
Saat berita ini ditulis, Muslim mengatakan, sebagian router mikrotik telah berhasil dikuasai kembali. "Tidak ada [pembayaran apa pun kepada hacker]," kata Muslim.
Berikut ini percakapan Bagusnet dengan hacker terkait dengan permintaan uang tebusan sebesar Rp 50 juta.
Dalam berkas pengaduan yang diserahkan ke kepolisian Muslim menuliskan, bahwa kejadian itu bermula pada Jumat (4 Oktober 2019).
“Saya mendapatkan laporan dari Admin Jaringan kantor, bahwa ada beberapa perangkat radio mikrotik Bagusnet tidak bekerja,” tulis Muslim.
Namun, pada hari berikutnya, Muslim juga menerima laporan kembali dari Tim Teknisi lapangan, bahwa radio mikrotik Bagusnet yang rusak tersebut tidak bisa diperbaiki, tapi harus diinstal ulang sistem operasinya.
“Mengetahui hal tesebut, saya kemudian meminta Admin Jaringan dan Tim Teknisi agar melakukan investigasi terkait permasalahan tersebut,” tulisnya.
Hasilnya, menurut Muslim, ternyata perangkat radio yang rusak mencapai 50 unit. “Dan, dari laporan log server di kantor diduga bahwa perangkat radio mikrotik yang rusak tadi akibat diretas oleh pihak tidak bertanggung jawab,” tulis Muslim.
Terkait dengan berkas pengaduan tersebut, Cyberthreat.id mendapatkan dari sumber yang mengetahui hal tersebut dan hanya dalam bentuk foto halaman depan berkas tersebut, bukan berkas dalam bentuk fisik.