AWS Cloud: Customer Turut Bertanggung Jawab Keamanan Data

Country Leader PT AWS Indonesia Gunawan Susanto | Foto : Cyberthreat.id/Eman Sulaeman

Jakarta,Cyberthreat.id- Amazon Web Services (AWS) Cloud,perusahaan povider cloud memastikan keamanan data pelanggan yang disimpan di AWS cloud terjamin.

Pasalnya, AWS cloud telah memiliki regulasi dan sertifikasi yang dibutuhkan oleh industri maupun pemerintah. Selain itu, AWS Cloud juga memiliki konsep security yang memastikan pelanggan dijamin keamanan data.

Meski demikian, untuk tetap memastikan keamanan data pelanggan, customer dan juga provider cloud (AWS) berbagi peran dan tanggungjawab untuk menjaga agar data-data yang disimpan di cloud tetap aman dan tidak diretas.

Country Leader PT AWS Indonesia Gunawan Susanto mengatakan di AWS, antara pelanggan dan penyedia cloud harus share responsbility. Maksudnya, pelanggan juga memiliki tanggungjawab yang sama, dengan penyedia cloud untuk memastikan kemamanan data.

“Sebagai penyedia infrastruktur, kami harus bisa memastikan bahwa tidak ada celah yang bisa dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggungjawab untuk masuk ke dalam infrastruktur tersebut. Kami memastikan dari sisi compute, storage, database, dan juga networking,” kata Gunawan di Jakarta, Senin, (4 Oktober 2019).

Sedangkan, dari sisi pelanggan, pelanggan juga harus bisa memastikan kemanan datanya sendiri. Misalnya, tidak memberikan password kepada orang lain, tidak menyimpan data sembarangan, dan juga tindakan-tindakan yang dapat merugikan pelanggan sendiri.

“Kalau sudah di cloud, customer tidak boleh kasih password kepada yang tidak berwenang. Tidak boleh naruh data sembarangan. Karena, kami tidak bisa melihat data pelanggan. Kami juga tidak bisa mengakses data pelanggan. By design, AWS gak boleh akses data. Kami hanya meyediakan infrastruktur dan tools. Jadi, customer juga harus bisa memastikan bahwa data-data-nya secure,” jelas Gunawan.

Gunawan melanjutkan, tugas dari penyedia cloud, seperti AWS adalah membuat supaya adopsi dari cloud bisa lebih mudah. AWS betugas untuk memastikan kemanan cloud, dan juga menyediakan tools-tools yang dapat membantu customer dalam mengadopsi cloud.

“Kami hanya meyediakan sistem, menyediakan tools, tugas kami adalah menjelaskan itu, untuk bisa dimengerti oleh customer. Mereka (customer) juga harus punya SOP yang benar, agar bisa secure juga. Karena, yang punya data adalah mereka, mereka harus bisa enkripsi data mereka sendiri,” ungkap Gunawan.

Gunawan juga melihat, saat ini, banyak perusahaan juga yang sudah mulai mengadopsi teknologi Artificial Intelligent (AI) dan Machine Learning (ML), untuk kebutuhan analitik data, melalui apa yang disebut data lake.

Enterprise mulai adopsi AI dan ML. Bagaimana membangun data lake untuk kebutuhan analitik ke depan. Jadi udah banyak juga. Tetapi memang ada enterprise yang masih tahap awal, baru perkenalan. Kami menemukan level yang berbeda,” tutur Gunawan.

Di sisi lain, melaihat tren penggunaan atau adopsi cloud yang terus meningkat di Indonesia, AWS juga berkomitmen untuk membangun region data center di Indonesia, yang disebut availability zones. Targetnya, pada 2021 akan ada tiga availability zones yang akan dibangun di Indonesia.

Availability zones akan dibangun paling lamabat 2021. Itu semua karena permintaan dari customer kami, sehingga kebutuhan akan cloud bisa terpenuhi bagi pelanggan kami di Indonesia. Kami juga sudah memiliki region dengan 2-3 availability zones di beberapa negara lain di global. Jadi, tugas kami adalah mengedukasi pelanggan, bahwa menyimpan data cloud itu secure dan dijamin kemanannya,” tutur Gunawan.