Anies Bicara Algoritma
Cyberthreat.id - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berencana merombak format e-budgeting yang diciptakan dan digunakan pada era gubernur sebelumnya. Dalam keterangannya kepada media, Anies mengatakan ia tetap akan menggunakan e-budgeting dan sistem elektronik namun sistem tersebut akan diperbarui/diperbaiki.
"Ini tinggal dibuat algoritama-nya saja," kata Anies di Jakarta, Rabu (30 Oktober 2019).
Salah satu kritik Anies kepada e-budgeting yang lama adalah ketika sistem elektronik yang bekerja masih mengandalkan manusia. Itu sebabnya muncul berbagai persoalan kecurangan atau kesalahan, terutama dalam beberapa aspek penting dan sensitif.
Contohnya kemunculan anggaran yang tidak masuk akal untuk keperluan yang sebenarnya kecil. Kabar yang viral di media sosial antara lain harga lem Aica Aibon Rp 82 milyar, anggaran pulpen Rp 53 miliar, anggaran alat tulis kantor (ATK) sampai Rp 1,6 triliun.
Anies mengatakan ia telah merasakan munculnya keanehan-keanehan setiap tahunnya.
"Kalau sistemnya SMART, maka dia akan melakukan kalkulasi. Kegiatan A, B, C, D, E, F, G ada yang enggak logis kalau dilakukan dengan angka yang tidak proporsional. Per-item harga Aibon Rp 20-30 ribu, terus totalnya mencapai puluhan milyar, pasti ada yang salah. Harusnya ditolak sistem."
"Sama seperti kita mengisi sistem, memasukkan saya misalnya lulus SD tahun 1982 terus masuk SMP-nya tahun 80, maka sistemnya secara otomatis akan menolak," kata Anies.
Anies juga bicara mengenai efisiensi dan efektivitas di dalam sektor pemerintahan. Sistem elektronik yang terpercaya, kata dia, bakal mudah dipertanggungjawabkan kepada masyarakat dan prosesnya juga cepat.
Menurut Anies, tahun 2020 Pemprov DKI Jakarta sudah memiliki sistem elektronik yang baru termasuk dalam penganggaran dan e-budgeting. Ia memastikan sistem yang baru jauh lebih efektif dan efisien.
Meski demikian, di dalam sistem IT tetap diperlukan sistem yang bekerja handal dan terpercaya serta kuat (robust) dan memiliki ketahanan.
"Ya, selama ini sistemnya sudah digital, tapi not smart system. Mengandalkan orang untuk review dan proses ini sudah jalan bertahun-tahun. Karena itulah saya tidak akan biarkan begitu saja. Lets do it in a smart way."