Foto Profil Pengguna Medsos Jadi Incaran Penipuan Online
Jakarta, Cyberthreat.id- Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengungkapkan, saat ini, telah terjadi pergeseran modus penipuan yang menggunakan alat telekomunikasi.
Sebelumnya, modus penipuan menggunakan akses komunikasi yang konservatif, seperti menggunakan SMS Mama Minta Pulsa, namun, saat ini telah berubah melalui social engineering yang menyalahgunakan foto profil pengguna media sosial dan WhatsApp.
“Penipuan menggunakan komunikasi konservatif, dengan nomor MSISDN (Mobile Subscriber Integrated Services Digital Network Number) melalui sms, mama minta pulsa, saya kira itu sudah penipuan masa lalu. Penipuan sudah berkembang jauh,” kata Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kemkominfo, Ahmad M. Ramli di Jakarta, seperti dikutip dari situs web Kominfo.go.id.
Ramli mengingatkan agar masyarakat lebih bijak dalam melakukan sharing data pribadi, terutama agar tidak mudah memberikan kode One Time Password (OTP) atau PIN kepada siapapun.
“Kalau kode verifikasi dipegang, otomatis dia bisa lakukan akses seperti pemilik WA (WhatsApp) itu sendiri. Saya sarankan akun WA tidak lagi menggunakan foto diri. Banyak orang menggunakan foto itu, di-capture kemudian digunakan sebagai foto diri, dan dikirim ke orang lain dengan mengatakan maaf saya ganti nomor, dengan maksud meminta sumbangan,” ujar Ramli.
Mengatasi hal ini, lanjut Ramli, salah satu langkah pemerintah adalah dengan penataan pengguna seluler melalui program Registrasi Nomor Prabayar.
“Salah satu yang bisa dilakukan Kemkominfo bersama seluruh operator adalah menata, dengan meregistrasi seluruh nomor pelanggan. Namun pemerintah tidak bisa mengendalikan peredaran data pribadi yang tersebar di publik seperti KK dan KTP,” papar Ramli.
Oleh karena itu, Ramli mengingatkan agar mahasiswa berhati-hati saat melakukan pergantian nomor seluler, untuk menghindari penyalahgunaan nomor tersebut oleh pengguna baru.
“Kalau teman-teman menggunakan kartu prabayar dan tidak diperpanjang, maka oleh operator akan diblok dan dalam beberapa waktu akan di-recycle, kemudian dijual lagi. Nah kalau yang lama aktif lagi dan oleh pembelinya digunakan untuk Whatsapp, maka otomatis kontak kita itu akan tetap ada dengan nomor yang sebetulnya orangnya sudah berubah,” tutur Ramli.