Jerman Putuskan Tetap Pakai Huawei
Cyberthreat.id - Jerman sudah menyelesaikan regulasi terkait jaringan 5G serta memutuskan akan tetap menggunakan Huawei Technologies China sebagai perangkat jaringan.
Juru bicara pemerintah Jerman, Steffen Seibert, mengatakan negaranya memiliki istilah 'katalog keamanan' tersendiri berdasarkan kepercayaan. Jerman, kata dia, tidak akan menetapkan pemain tunggal dalam urusan jaringan 5G termasuk peralatan yang digunakan.
"Kami tidak mengambil keputusan pre-emptive untuk melarang aktor atau perusahaan apa pun," kata Steffen Seibert pada konferensi pers di Berlin dilansir Reuters, Senin (14 Oktober 2019).
Amerika Serikat (AS) secara umum telah menekan para sekutunya untuk tidak menggunakan Huawei yang merupakan vendor peralatan telekomunikasi terkemuka dengan pangsa pasar global mencapai 28 persen.
AS menebar propaganda dengan mengatakan perlengkapan milik Huawei berisi backdoor yang memungkinkan China memata-matai negara lain.
Semua operator telekomunikasi Jerman adalah pelanggan Huawei dan telah memperingatkan bahwa pelarangan vendor China akan menambah waktu penundaan dan miliaran dolar dalam biaya untuk meluncurkan jaringan 5G. Artinya, ada kerugian yang diderita Jerman jika mengikuti AS.
Huawei yang bermarkas di Shenzhen telah berkali-kali membantah tuduhan Washington. Huawei disebut memberlakukan kontrol ekspor sehingga membuat bisnis smartphone 'terpincang-pincang'. Sekaligus menimbulkan pertanyaan apakah perusahaan China dapat mempertahankan keunggulan pasarnya.
Sementara Pejabat AS berpendapat bahwa di bawah hukum intelijen nasional China, semua warga negara dan perusahaan diwajibkan untuk berkolaborasi dalam upaya spionase.
Sertifikasi dan Standar
Para pejabat Jerman mengatakan 'katalog keamanan' segera diterbitkan dalam rangka mengonfirmasi keputusan sebelumnya. Demi menjaga tingkat persaingan bagi pemasok ke jaringan generasi berikutnya, Jerman akan memberi daya pada layanan broadband seluler ultra cepat atau menjalankan pabrik, kantor, dan Smart City.
Dengan milyaran perangkat, sensor, dan kamera yang diperkirakan akan terhubung, jaringan 5G akan jauh lebih efektif dibandingkan daripada pendahulunya. Pada saat yang sama, jaringan 5G lebih mengandalkan perangkat lunak yang dapat dengan mudah diperbarui membuat lebih sulit untuk melacak ancaman cyber.
Regulasi Jerman keluar setelah Uni Eropa memperingatkan risiko peningkatan serangan cyber pada jaringan 5G oleh aktor yang didukung negara. Padahal, sebuah laporan yang disusun oleh negara anggota tidak menyebutkan China sebagai salah satu ancaman.
Operator jaringan Deutsche Telekom (DTEGn.DE), Vodafone (VOD.L) dan Telefonica Deutschland (O2Dn.DE) akan diminta untuk mengidentifikasi dan menerapkan standar keamanan yang tinggi, terutama untuk elemen jaringan kritis.
Vendor yang terlibat harus disertifikasi untuk mendapat kepercayaan (trust), memberikan jalan hukum kepada pelanggan untuk mengecualikan mereka, dan mencari kerusakan jika ditemukan bukti peralatan Huawei digunakan untuk memata-matai atau sabotase.
Regulasi Jerman juga berisi sertifikasi peralatan yang harus diperoleh dari otoritas cybersecurity Jerman atau Kantor Federal untuk Keamanan Informasi (BSI). Persyaratan itu sejalan dengan aturan dasar yang ditetapkan pada Maret lalu.