Hingga 2022 Pemerintah Tambah Tiga Satelit untuk Internet
Jakarta, Cyberthreat.id – Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Rudiantara mengatakan Indonesia akan menambah tiga satelit hingga 2022 untuk meningkatkan jangkauan internet.
"Total ada tiga satelit karena kita harus punya kapasitas besar, karena semua sekolah ada 90 ribu sekolah dari 214 ribu sekolah yang belum terhubung dengan internet,” kata Rudiantara di Istana Presiden Jakarta, Senin (14 Oktober 2019) di acara peresmian Palapa Ring.
“Semua puskesmas di seluruh Indonesia, semua rumah sakit, semua kantor desa harus terkoneksi dengan kecepatan internet yang tinggi, bukan yang lemot," Rudiantara menambahkan.
Menurut Rudiantara, total anggaran satelit tersebut senilai Rp 22 triliun. Nilai ini setara dengan anggaran untuk Palapa Ring.
"Pemerintah masih bangun 4.000 BTS (base transceiver station) lagi sampai 2020 dan diharapkan sudah, istilahnya, ‘merdeka sinyal’, dengan desa yang ada masyarakatnya itu bisa 'di-cover' oleh sinyal selular maupun akses internet," kata dia seperti dikutip dari Antaranews.com.
Palapa Ring secara bertahap akan memeratakan kecepatan internet di seluruh Indonesia, dengan disparitas harga yang semakin kecil antara wilayah di Jawa dengan wilayah di luar pulau Jawa.
Palapa Ring juga akan dilengkapi dengan Proyek Satelit Multifungsi Satelit Republik Indonesia (Satria) yang dirancang untuk menjangkau 150 ribu titik di daerah pelosok yang tidak terjangkau kabel serat optik dari Palapa Ring. “Bila semua telah diintegrasikan, akan tercipta tarif internet satu harga di seluruh wilayah Indonesia,” demikian dalam siaran pers Kementerian Kominfo.
Satelit Satria berjenis Very High Throughput Satellite (VHTS) dan akan diluncurkan pada kuartal kedua 2022 memakai roket peluncur Falcon 9 kepunyaan SpaceX. Peluncuran akan dilakukan di Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat. Satria akan mengisi slot orbit 146 Bujur Timur (BT).
Proyek Palapa Ring dikerjakan dengan skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) atau public private partnership (PPP). Pembiayaan yang diterapkan dengan skema availability payment (AP), yaitu pemerintah mulai membayar penggantian modal yang ditanamkan investor setelah proyek beroperasi.
"Jadi, konsorsium yang membangun, mengoperasikan, memiliki aset sampai 15 tahun baru ditransfer ke kita. (Operator) kan sudah ada yang operasi tahun lalu, (jadi perhitungan operasionalnya) ditambah 15 tahun sampai 2033 untuk Palapa Ring Barat dan Tengah. Karena sudah beroperasi, mereka sudah dibayar," jelas Rudiantara.
Palapa Ring merupakan proyek tulang punggung serat optik nasional yang akan menjangkau sebanyak 34 provinsi, 440 kota/kabupaten di seluruh Indonesia. Total panjang kabel laut mencapai 35.280 kilometer dan kabel di darat 21.807 kilometer.
Palapa Ring terbagi tiga yakni Palapa Ring Barat, Palapa Ring Tengah dan Palapa Ring Timur. Proyek itu terdiri dari tujuh lingkar kecil serat optik di wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara, Papua, Sulawesi, dan Maluku.
Palapa Ring Barat telah selesai pada Maret 2018, menjangkau wilayah Riau, Kepulauan Riau hingga Pulau Natuna dengan jaringan laut sepanjang 1.730 kilometer dan darat 545 kilometer.
Palapa Ring Tengah menjangkau 27 kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara,Maluku Utara, dan Kalimantan Timur dengan 1.706 kilometer jaringan laut dan 1.289 jaringan darat.
Palapa Ring Timur dibangun sejauh 4.450 kilometer yang terdiri dari sub marine cable sejauh 3.850 km dan "land cable" sepanjang 600 KM dengan "landing point" sejumlah lima belas titik pada 21 kota/kabupaten.
Palapa Ring diyakini pemerintah bisa mengurangi beban investasi membangun infrastruktur jaringan dari nol secara signifikan sehingga jaringan internet dapat menjangkau ke kecamatan dan kelurahan, kemudian ke rumah-rumah penduduk dan fasilitas-fasilitas umum, seperti sekolah dan rumah sakit.