Di Era Jaringan 5G, Kepastian Cybersecurity adalah Wajib
Cyberthreat.id – Jaringan 5G menjadi salah satu tantangan utama keamanan siber di masa depan. Jaringan ini pada dasarnya berbeda dari jaringan nirkabel sebelumnya karena sebagian besar ditentukan oleh perangkat lunak dan divirtualisasi.
Yang dimaksud virtualisasi adalah fungsi jaringan yang harusnya dalam perangkat keras diubah menjadi perangkat lunak virtual dalam 5G. “Semua diatur melalui bidang kendali perangkat lunak yang fleksibel. Bahkan, dalam jaringan 5G, antarmuka udara di jaringan akses radio (RAN) ditentukan oleh perangkat lunak,” tulis ThreatPost, yang diakses Selasa (15 Oktober 2019).
Selain itu, jaringan 5G juga akan menggunakan komputasi tepi (edge computing), yaitu aplikasi-aplikasi, penyimpanan, dan lain-lain relatif dekat dengan pengguna akhir dan internet of things (IoT). Inilah salah satu pergeseran dari arsitektur terpusat yang umum dari 4G dan generasi sebelumnya.
Dengan kondisi itulah, menurut laporan Uni Eropa dari penilaian risiko keamanan jaringan 5G, “Sangat memperluas permukaan serangan dan kemungkinan munculnya kerentanan yang dapat dieksploitasi di seluruh arsitektur, di tempat-tempat yang tidak pernah terungkap sebelumnya,” demikian laporan Uni Eropa yang dikeluarkan pekan lalu.
"Dengan jaringan 5G semakin berbasis pada perangkat lunak [...] juga bisa memudahkan aktor ancaman untuk memasukkan backdoor yang ajahat ke dalam produk dan membuat mereka lebih sulit untuk dideteksi.”
“[Apalagi] karakteristik baru arsitektur jaringan 5G dan fungsionalitas baru, peralatan atau fungsi jaringan tertentu menjadi lebih sensitif, seperti stasiun pangkalan atau fungsi manajemen teknis utama jaringan," tulis laporan itu.
"Ancaman yang ditimbulkan oleh negara atau aktor yang didukung negara dianggap memiliki relevansi tertinggi," menurut laporan itu.
"Mereka [penyerang negara atau yang didukung negara] mewakili aktor ancaman yang paling serius dan paling mungkin, karena mereka dapat memiliki motivasi, niat dan yang paling penting kemampuan untuk melakukan serangan yang gigih dan canggih terhadap keamanan jaringan 5G."
Laporan tersebut juga memperingatkan terhadap ketergantungan operator 5G pada satu pemasok. Alasannya dapat meningkatkan dampak dari masalah keamanan siber atau eksploitasi kerentanan.
“Ketergantungan besar pada satu pemasok meningkatkan paparan terhadap gangguan pasokan potensial, yang dihasilkan, misalnya dari kegagalan pemasaran dan konsekuensinya,” tulis laporan itu.
Uni Eropa mengatakan, keamanan 5G harus menjadi paling penting mengingat perubahan sosiologis dan digital dalam masyarakat, seperti maraknya internet of things (IoT), mobil otomatis, smart city, dan lain-lain.
“Jaringan 5G adalah tulang punggung masa depan dari ekonomi dan masyarakat kita yang semakin digital,” menurut Uni Eropa.
“Miliaran benda dan sistem yang terhubung terkait, termasuk di sektor-sektor penting seperti energi, transportasi, perbankan dan kesehatan, serta sistem kontrol industri yang membawa informasi sensitif dan sistem keselamatan pendukung. Karena itu, harus ada kepastian keamanan dan ketahanan jaringan 5G. "