CISSReC: Tol Langit, Potensi Ekonomi Digital Indonesia Timur

Chairman CISSReC Dr. Pratama Persadha | Foto: Faisal Hafis

Cyberthreat.id - Communication and Information System Security Research Center (CISSReC) menyatakan Palapa Ring Timur atau sering disebut "Tol Langit" akan meningkatkan potensi ekonomi digital Indonesia Timur.

Chairman CISSREC, Pratama Persadha, mengatakan Tol Langit bakal menggali banyak peluang yang menjadikan Indonesia Timur sebagai primadona wisata dan ekonomi digital Tanah Air.

"Ada SDM bertalenta yang pastinya belum terekspos selama ini. Lalu ada lokasi wisata alam atau hal-hal menarik yang bisa dimaksimalkan dengan kecepatan internet yang merata di sana," kata Pratama kepada Cyberthreat.id, Senin (14 Oktober 2019).

"Saya pikir tidak berhenti dengan menyediakan internet kencang saja, tapi negara harus hadir untuk memberikan arahan apa saja yang bisa dilakukan," ujarnya.

Pratama menuturkan, Tol Langit menjangkau 51 kabupaten/kota yang melalui 4 provinsi yaitu; Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Maluku, Papua, dan Papua Barat, terdiri dari 35 kab/kota layanan dan 16 kab/kota interkoneksi.

Infrastruktur backbone yang ada di Palapa Ring Timur terdiri dari kabel serat optik darat, kabel serat optik bawah laut dan radio microwave. Palapa Ring Timur memiliki infrastruktur jaringan sepanjang 6.878 kilometer serat optik darat dan bawah laut, serta segmen jaringan radio microwave sebanyak 49 hop.

Secara total, Proyek Palapa Ring menghubungkan 90 kab/kota yang terdiri dari 57 kab/kota layanan dan 33 kab/kota interkoneksi melalui jaringan kabel serat optik sepanjang 12.148 kilometer, terdiri dari kabel optik darat dan bawah laut serta juga segmen jaringan radio microwave sebanyak 55 hop.

"Jangan sampai internet ini bernasib seperti fasilitas olahraga yang disiapkan untuk event internasional lalu terbengkalai pasca itu. Pemerintah harus memaksimalkan penggunaannya, baik dari sisi ekonomi maupun SDM. Dari sisi birokrasi, Palapa Ring harus menjadi solusi e-Government seperti yang selalu disampaikan Presiden Joko Widodo."

Palapa Ring Timur juga akan mempercepat pertumbuhan pengguna internet di Tanah Air. Menurut Pratama, jumlahnya bisa menembus angka 200 juta di akhir tahun 2020 dimana terdapat potensi ekonomi luar biasa.

"Apalagi data sekarang lebih bernilai dibandingkan minyak bumi," tegas dia.

Survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2018 menyatakan pemakai internet di Tanah Air sudah 171,1 juta dan didominasi oleh kaum Milenial yang bergerak menjadikan aktivitas ekonomi digital di Indonesia Timur bergeliat.

"Syaratnya infrastruktur harus siap dahulu. Misalnya ojek online dan ekspedisi pengiriman barang untuk mendukung marketplace. Keduanya tidak bisa berjalan jika infrastruktur dasar seperti jalan tidak ada atau sangat minim," terangnya.

Terakhir, Pratama menggarisbawahi pentingnya negara mengelola dan mengamankan data masyarakat. Dengan semakin banyaknya penduduk Indonesia yang mengakses internet, kemudian tersedia data yang digali, diolah. Selain ada potensi ekonomi, juga ada ancaman penyalahgunaan yang terus bertambah.