Apple Hapus HKmap.live yang Dipakai Demonstran Hong Kong
Cyberthreat.id – Apple menghapus HKmap.live, aplikasi berbasis nagseluler yang dipakai demonstran di Hong Kong untuk bisa melacak pergerakan polisi dan penggunaan gas air mata.
Keputusan Apple menghapus dari App Store karena aplikasi itu dianggap telah melanggar aturan pedoman perusahaan.
Pengguna aplikasi dan layanan web bisa menandai lokasi polisi dan menginformasikan, misalnya, adanya penutupan jalan selama unjuk rasa.
Hong Kong sejak tiga bulan terakhir mengalami gelombang demonstrasi. Awalnya, mereka menentang RUU Ekstradisi—saat ini sudah ditunda pengesahannya—yang memungkinkan aktivis Hong Kong dihukum oleh pemerintah China. Kini protes tersebut kian melebar dan menuntut pemerintah menjalankan pemerintah Hong Kong berjalan secara demokratis.
Menurut BBC, Kamis (10 Oktober 2019), Apple awalnya menolak aplikasi tersebut, tapi berubah pikiran beberapa hari kemudian. Namun, kini Apple berubah lagi.
“Kami menciptakan App Store menjadi tempat yang aman dan tepercaya untuk menemukan aplikasi. Kami telah belajar bahwa aplikasi, HKmap.live, telah digunakan dengan cara yang membahayakan penegakan hukum dan penduduk di Hong Kong,” tulis Apple.
“Banyak pelanggan yang khawatir di Hong Kong telah menghubungi kami tentang aplikasi ini dan kami segera mulai menyelidikinya.”
“Aplikasi ini menampilkan lokasi polisi dan kami telah memverifikasi kepada Biro Kejahatan Teknologi dan Kejahatan Teknologi Hong Kong (CSTCB), bahwa aplikasi tersebut telah digunakan untuk menargetkan dan menyergap polisi, mengancam keselamatan publik.”
“Aplikasi ini melanggar pedoman kami dan hukum setempat, dan kami telah menghapusnya dari App Store,” tulis Apple.
Sementara itu pengembang aplikasi mengatakan, bahwa tidak ada bukti yang mendukung terkait tudingan dari CSTCB.
“Aplikasi HKmap tidak pernah meminta, mempromosikan, atau mendorong kegiatan kriminal. Aplikasi HKmap menggabungkan informasi dari sumber pengguna dan publik, mis. siaran langsung, Facebook dan Telegram," ujar pengembang seperti dikutip dari The Verge.
Ketika aplikasi itu muncul di App Store, banyak tanggapan tajam dari media resmi China.
Surat kabar Partai Komunis, People's Daily, tidak menyebut nama aplikasi itu, tetapi mengkritik Apple karena "membuka pintu" untuk protes keras.
"Membiarkan perangkat lunak beracun menghalangi pengkhianatan perasaan orang-orang China," kata surat kabar itu.
Menurut The Verge, penegakan kebijakan App Store oleh Apple dinilai tidak konsisten. Apple tidak jelas peraturan setempat apa yang dilanggar oleh HKmap.live.
Apalagi aplikasi seperti Waze –yang juga bisa melacak lokasi pos pemeriksaan polisi– tetap ada di App Store. Sebelumnya Apple juga menghapus aplikasi media berita Quartz dari App Store karena memberikan liputan kuat tentang protes Hong Kong.