Laporan Insiden Siber di Australia Setiap 10 Menit
Cyberthreat.id – Australian Cyber Security Center telah menerima lebih dari 13.500 laporan kejahatan dunia maya sejak portal online baru dibuka pada Juli 2019. Warga Australia melaporkan kejahatan siber tiap 10 menit.
Akibat dari serangan siber tersebut, korban rata-rata mengalami kerugian sebesar US$ 700. Hal tersebut berdasarkan hasil survei yang dirilis oleh ACSC seperti dikutip dari The Mercury pada Senin (7 Oktober 2019).
Pemerintah Australia memperkirakan kerugian bisnis akibat serangan siber mencapai US$ 29 miliar per tahun.
Penipuan online menjadi jenis kejahatan yang paling umum dilaporkan. Misalnya, orang mengklik tautan di email yang dikirim dari seseorang mengaku dari bank dan mereka diminta untuk mengisi rincian perbankan online.
Ada pula penipuan identitas yaitu penjahat membuka rekening bank atas nama orang lain.
Pemerintah Negara Bagian Victoria menjadi wilayah dengan insiden kejahatan siber terbesar di Australia lalu diikuti oleh Queensland dan Selandia Baru. Sementara itu, wilayah yang paling sedikit laporan insiden serangan siber berasal dari wilayah utara.
Lebih dari dua pertiga dari korban yang melaporkan kerugian finansial akibat dari kejahatan dunia maya berusia antara 25 dan 34 tahun.
Dua dari lima orang mengatakan bahwa mereka menggunakan kata sandi yang sama untuk semua akun mereka.
Kika bukan kata sandi yang sama, sebagian besar, menggunakan nama hewan peliharaan atau anggota keluarga yang paling populer.
Kepala Australian Cyber Security Center Rachel Noble mengatakan semua warga Australia yang terhubung ke internet rentan dengan serangan siber.
"Ancamannya nyata, tetapi ada sesuatu yang dapat Anda lakukan tentang hal itu," kata Noble.
Ia juga menyarankan untuk membuat kata sandi berbeda antarperangkat, memperbarui perangkat lunak kapan pun memungkinkan, dan mengaktifkan pengaturan privasi untuk akun media sosial.
Redaktur: Andi Nugroho