PayPal Tinggalkan Proyek Cryptocurrency Libra Facebook
Washington, Cyberthreat.id – PayPal Holdings Inc, perusahaan jasa transfer uang secara elektronik asal Amerika Serikat, pada Jumat (4 Oktober 2019) memutuskan untuk mundur dari dukungan terhadap proyek cryptocurrency Libra Facebook.
PayPal pun cabut dari Libra Association, entitas yang mengelola proyek mata uang kripto yang bakal dirilis pertengahan 2020. PayPal menjadi anggota pertama yang keluar dari grup.
PayPal mengatakan akan fokus pada bisnis intinya sendiri. "Kami tetap mendukung aspirasi Libra dan berharap untuk melanjutkan dialog tentang cara-cara untuk bekerja sama di masa depan," kata PayPal dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari Reuters.
Menanggapi hal itu, Kepala Kebijakan dan Komunikasi Libra Association, Dante Disparte mengatakan, perlunya “keberanian” dan “keteguhan hati” dari para pendukungnya dalam peluang bisnis masa depan tersebut. Ia menyadari bahwa proyek tersebut tedengar seperti “ekspedisi [ala film] Star Trek” daripada proyek mata uang virtual.
“Lebi baik kami mengetahui ada kurangnya komitmen [para anggota] saat ini daripada nanti,” tulis Disparte.
Sebelumnya, Visa dan Mastercard Inc juga mempertimbangkan kembali keterlibatan mereka dalam Libra karena mereka tidak ingin proyek tersebut justru mengundang pengawasan peraturan.
Prancis dan Jerman bulan lalu berjanji untuk memblokir Libra dari operasi di Eropa dan sebaliknya mendukung pengembangan mata uang kripto publik.
Dengan keluarnya PayPal, Libra Association sekarang memiliki 28 anggota, di antara Uber Technologies Inc, Lyft Inc, dan Spotify Technologies.
"Kami menantikan pertemuan Dewan Libra pertama dalam 10 hari ini dan akan berbagi pembaruan setelah itu, termasuk rincian dari 1.500 entitas yang telah menunjukkan minat yang antusias untuk berpartisipasi," kata Asosiasi Libra dalam sebuah tweet.
Facebook mengalami banyak kritikan panas sejak mengumumkan Libra pada Juni lalu. Rencana cryptocurrency tersebut membuat respons luar biasa dari sejumlah negara di dunia, terutama bank sentral di India, China, Uni Eropa, dan beberapa cabang pemerintah AS.
Secara umum, negara-negara yang menolak tersebut lantaran Libra dikhawatirkan bisa dijadikan alat pencucian uang dan kejahatan lain.
Di luar pengembangan cryptocurrency, Facebook juga tengah menghadapi penyelidikan antimonopoli dari Kementerian Kehakiman AS dan Komisi Perdagangan Federal, demikian seperti dikutip dari Gizomodo.