Onno Bersedia Berikan Open Source untuk DKI

Onno W Purbo | Foto: Rahmat Herlambang

Jakarta, Cyberthreat.id - Pakar IT Onno W Purbo menyatakan bersedia berbagi pengalaman dan memberikan ilmu teknologi open source kepada Pemprov DKI yang akan membeli lisensi software dan Antivirus untuk mendukung layanan terhadap masyarakat Ibu Kota.

"Kalau beliau/orang IT DKI mau minta tolong ke kita-kita yang pakai open source, di jamin kita akan dengan senang hati membantu :) ...," kata Onno di akun Twitter @onnowpurbo pada Sabtu (5 Oktober 2019)

Sebelumnya ramai diberitakan di media sosial maupun media mainstream, Pemprov DKI Jakarta menyiapkan anggaran Rp 12,9 miliar untuk membeli lisensi perangkat lunak dan Antivirus.

Diantara kegunaan anggaran tersebut adalah pembelian lisensi database Oracle mencapai sekitar Rp 6,4 miliar hingga lisensi produk Microsoft plus Antivirus. Salah satu fungsinya diperuntukkan mengurus data kependudukan.

"Pake linux enggak ada virus-nya. Linux gratis + open source :) ..," kata Onno.

Terpisah, Country Manager Red Hat Indonesia, Rully Moulany, menyebut sistem open source relatif lebih aman digunakan karena sifatnya yang terbuka dan dikerjakan secara bersama-sama.

"Open source itu lebih secure (jika dilihat) dari perspektif banyak developer yang terlibat. Meskipun security itu sendiri banyak dimensi," kata Rully di sela Red Hat Forum Asia Pasifik 2019 di Jakarta, Kamis (3 Oktober 2019).

Menurut Rully, kolaborasi dan keterbukaan adalah dua kata kunci yang membuat Red Hat dinilai lebih aman ketimbang sistem yang tertutup.

"Analogi yang sering saya gunakan untuk menjelaskan security di open source itu ibarat open book. Jadi mengerjakan tugas dan belajar bareng-bareng. Di situ ada kolaborasi dan keterbukaan sehingga lebih mudah untuk mencari tahu apa yang terjadi," ujarnya.

Kolaborasi di dalam open source akan mendatangkan transparansi. Transparansi, kata dia, membuat semua pihak diizinkan terlibat yang sifatnya meritokrasi.

Meritokrasi merujuk kepada bentuk sistem yang memberikan penghargaan lebih kepada mereka yang berprestasi atau kompetensi.

"Kalau open source itu terbuka, artinya semua orang bisa lihat kan. Semua bisa tahu apa yang terjadi. Ada sedikit paradoks yang mengatakan open source enggak aman. Padahal justru keterbukaan itu lebih aman dan mudah dicari persoalannya."