ZTE Akan Demonstrasikan 5G di Myanmar

Ilustrasi | Foto: freepik.com

Cyberthreat.id – ZTE, perusahaan telekomunikasi asal China, akan memamerkan teknologi 5G-nya di Myanmar. Dalam pameran tersebut, ZTE  bermitra dengan perusahaan telekomunikasi lokal Ooredoo Myanmar.

Pameran yang dilakukan di Mynamar Plaza Yangon itu menandai, untuk pertama kalinya, Myanmar mendemonstrasikan 5G.

Perusahaan akan memamerkan sejumlah penggunaan 5G, termasuk pengalaman realitas virtual mendalam (VR) dan sistem pemantauan berbasis drone.

Demonstrasi VR akan menggunakan jaringan 5G Ooredoo Myanmar dan memungkinkan publik menonton rekaman video 3D di setiap sudut kamera tunggal tanpa buffering, kata perusahaan seperti dikutip dari ZDNet, Jumat (27 September 2019).

Selama tes kecepatan langsung, jaringan 5G Ooredoo Myanmar memberikan kecepatan hingga 1,75 Gbps.

"Demonstrasi ini kesiapan kami untuk memimpin transformasi digital di seluruh masyarakat, industri, dan kehidupan sehari-hari di Myanmar. Kami sangat senang memberikan pelanggan kami pengalaman baru dalam kemitraan dengan ZTE Corporation," kata Rajeev Sethi, CEO dari Ooredoo Myanmar.

Pada Juni lalu, penyedia telekomunikasi China mengumumkan kemitraan serupa dengan Orange España untuk memamerkan berbagai penggunaan untuk jaringan 5G di Valencia, Spanyol.

Di sisi lain, peralatan telekomunikasi 5G ZTE saat ini dilarang di Australia dan Jepang. Mereka menuding bahwa ZTE dan rekan senegaranya Huawei Technologies kemungkinan akan tunduk pada arahan ekstra-yudisial dari pemerintah China.

Hal sama juga dilakukan oleh Inggris, salah satu negarga di Eropa yang keras menolak perangkat Huawei. Padahal, kebanyakan perusahaan telekomunikasi utama Inggris menggunakan peralatan dari Huawei untuk teknologi 5G-nya. Hingga kini, pemerintah Inggris belum membuat keputusan apakah peralatan Huawei boleh dipakai atau tidak khususnya jaringan 5G di Inggris.

Di AS, Presiden Donald Trump tegas bahwa perusahaan telekomunikasi dari China, seperti ZTE dan Huawei dilarang. AS mengkhawatirkan peralatan mereka dipakai untuk kegiatan spionase dunia maya. Huawei sendiri telah berulang kali membantah tudingan tak berdasar tersebut.