500 Juta Pengguna Aplikasi di Play Store Terpapar Malware

Ilustrasi | Foto : Smeaker.com

California, Cyberthreat.id- Sejumlah peneliti menemukan empat aplikasi Virtual Private Network (VPN), dan dua aplikasi selfie, yang terdapat di Google Play Store mengandung malware berbaya, yang dapat menimbulkan bahaya serius bagi para penggunanya.

Dua jenis aplikasi berbahaya yang terdapat pada Google Play Store tersebut, dilaporkan telah diunduh lebih dari 500 juta oleh pengguna di seluruh dunia.

Dikutip dari E Hacking News, Senin, (23 September 2019), Seorang peneliti kemanan, Andy Michael, telah memberitahukan kepada pihak Google, terkait empat VPN Android yang membombardir perangkat dengan iklan palsu, sehingga menciptakan pendapatan bagi operator. Di sisi lain, tindakan tersebut merugikan organisasi yang memasang iklan.

Tak hanya itu, peneliti keamanan di Wandera juga memberitahukan, bahwa dua aplikasi filter kamera dengan lebih dari 1,5 juta pemasangan di antaranya telah menodai perangkat dengan adware.

"Terlepas dari upaya signifikan untuk membersihkan rumah, masalah tetap meresap dan pengguna tetap dalam bahaya,” tulis para peneliti tersebut.

Pihak Google mengklaim, untuk mendeteksi dan memastikan kemanan dari setiap aplikasi yang dipasang di Google Play Store, pihaknya telah menyediakan Google Play Protect sejak 2018.

Google Play Protect, diklaim mampu mendeteksi dan menghapus pengembang jahat dan menghentikan lebih banyak aplikasi jahat memasuki Google Play Store daripada sebelumnya.

"Jumlah pengajuan aplikasi yang ditolak meningkat lebih dari 55%, dan kami meningkatkan penangguhan aplikasi lebih dari 66%,” kata Google.

Namun, para peneliti menyarankan, supaya Google bisa memudahkan pengguna  untuk melacak izin yang diberikan, serta menginformasikan kepada pengguna tentang menfaat dari Google Play Protect kepada pengguna.

“Sehingga, setiap mengklik, pengguna selalu hati-hati dan menjaga smartphone mereka dilindungi dari calon pengganggu sejauh yang mereka bisa. Ini semua mengingat fakta bahwa serangan malware yang cerdik masih ada di luar sana, dan itu bisa sangat sulit dideteksi,” ungkap para peneliti.