IWF Temukan Ratusan Ribu URL Pornografi Anak
London, Cyberthreat.id - Internet Watch Foundation (IWF) mulai menggunakan teknologi canggih untuk melacak dan memberantas video-video maupun gambar berkaitan pornografi anak secara online.
Dalam laporan tahunannya, seperti dikutip dari CommputerWeekly yang diakses, Kamis (25/4/2019), organisasi amal itu telah menemukan jumlah rekaman pornografi anak selama 2018 mencapai 105.047 URL (alamat sumber di internet).
IWF saat ini terus memperbaiki teknologi yang dimiliki, bahkan menggandeng sejumlah pakar untuk membantu melacak sumber-sumber di internet terkait dengan pornografi anak.
Pada 2015, telah diluncurkan teknologi Microsoft PhotoDNA. Teknologi ini mampu menandai gambar dengan hash atau tanda tangan digital yang unik dan memungkinkan perbandingan foto dengan salinan foto yang sama lainnya.
Ketika foto dicocokkan dengan basis data yang berisi hash dari gambar ilegal yang telah diidentifikasi, PhotoDNA dapat membantu mendeteksi materi eksploitasi anak tersebut.
Setelah gambar dikonfirmasi oleh analis IWF sebagai bahan kriminal, informasi selanjutnya diteruskan ke perusahaan teknologi. "Ini supaya mereka dapat mencegah penjahat membagikan, menyimpan, dan bahkan mengunggah ke sistem mereka," demikian dalam laporan IWF itu.
Tahun ini, IWF mengembangkan penggunaan PhotoDNA untuk hashing video dan mulai mengidentifikasi serta menandai video. Sejauh ini yang telah ditandai lebih dari 345.000 gambar.
IWF juga sedang bereksperimen dengan teknologi kecerdasan buatan (AI) sehingga bisa membantu dalam pekerjaan.
Pada 2018, IWF telah mengidentifikasi 453 kata terkait dengan gambar dan video pelecehan anak. Tahun ini, proyek sedang digarap adalah membuat nama domain Nominet yang memuat istilah tambahan yang dipakai penjahat ketika mencari pornografi anak-anak di mesin pencari.
"Tantangan utama penggunaan teknologi ini, karena meningkatnya konsumsi gambar eksploitasi anak. Permintaan materi semacam itu mleonjak, yaitu sekitar 100 ribu orang di Inggris aktif mencari pornografi anak," tulis IWF.
Kepala eksekutif IWF, Susie Hargreaves, mengatakan permintaan akan pornografi online anak masih terus terjadi.
"Meski kami menghapus lebih banyak dan lebih banyak gambar daripada sebelumnya, dan meskipun menciptakan dan menggunakan beberapa teknologi terkemuka dunia, jelas bahwa masalah ini masih jauh dari penyelesaian," kata dia.