Nielsen: Kontribusi Iklan Media Internet Rp 9,3 Triliun
Jakarta, Cyberthreat.id - Media internet saat ini cenderung dilirik para produsen atau pemilik merek untuk mengiklankan produknya. Alasan mereka karena konsumen saat ini cenderung menghabiskan waktu berselancar di internet atau media sosial.
Data Nielsen Advertising Intelligence (Ad Intel) periode Juli 2018-Juni 2019 menunjukkan, konsumen menghabiskan waktu sekitar 3 jam 17 menit dari yang sebelumnya 2 jam 26 menit dalam tiga tahun terakhir.
Media internet dipilih pengiklan karena faktor ketepatan sasaran. "Target audience sangat spesifik tergantung dari history browsing," ujar Executive Director Nielsen Media untuk Indonesia Hellen Katherina di Jakarta, Rabu (18 September 2019).
Data menunjukkan versi iklan di media internet 25 kali lipat lebih banyak dari media lainnya yakni 396.534 versi dalam setahun terakhir. Sementara media cetak terdapat 47.205 versi dan diikuti televisi 15.332 versi. "Iklan di media digital mudah dimodifikasi," kata Hellen.
Di sisi lain, media konvensional seperti televisi, radio dan cetak sebenarnya juga memiliki keunggulan masing-masing. Televisi misalnya, unggul dari sisi awareness dan jangkauan, sementara media cetak bisa menampilkan informasi secara detil yang bisa dicerna pembaca.
"Radio, hebat dalam menggerakkan komunitas. Orang mendengarkan radio pakai smartphone bukan streaming. Mereka sebagian besar menggunakan headphone sehingga ada emotional connection antara pendengar dan penyiar," kata Hellen.
Data Nielsen menyebutkan, belanja iklan pada media digital berkontribusi Rp 9,3 triliun pada periode Juli 2018-Juni 2019.
Angka itu menyumbang enam persen dari total belanja iklan yang juga termasuk televisi, cetak dan radio yang mencapai Rp165 triliun selama 12 bulan terakhir. "Iklan di media digital semata-mata karena bertumbuhnya kepemilikan smartphone," kata Hellen.
Untuk sampai pada temuan ini, Nielsen melibatkan sekitar 17 ribu orang berusia di atas 10 tahun yang tinggal di 11 kota besar. Mereka juga survei 15 stasiun televisi nasional, 99 judul surat kabar, 120 judul tabloid dan majalah, 104 stasiun radio, top 200 besar website.
Di sisi lain, data menunjukkan, media televisi masih mendominasi dengan porsi belanja iklan sebanyak 83 persen meski mengalami perlambatan pertumbuhan. Tahun ini pertumbuhan belanja iklan televisi yakni enam persen sementara di tahun sebelumnya 13 persen.
Berkaca pada data tersebut, Hellen belum bisa mengatakan adanya perpindahan budget iklan dari media kovensional ke media internet.
"Kami baru tracking setahun terakhir, sehingga belum bisa melihat polanya dari tahun ke tahun. Kami baru punya data lengkap setahun (terakhir)," kata Hellen seperti dikutip dari Antaranews.com.
Format iklan yang ditayangkan melalui media internet sekitar 52 persen dalam bentuk display dan sisanya dalam bentuk video. Kategori produk yang paling banyak beriklan adalah layanan online, disusul perangkat dan layanan komunikasi, kendaraan pribadi, perawatan rambut dan susu cair.