Vietnam Batasi Medsos Asing, Muncul Platform Lokal Lotus
Hanoi, Cyberthreat.id – Vietnam menjadi salah negara di Asia Tenggara yang ketat mengawasi media sosial dan internet. Sejak 2013, Negara Komunis tersebut telah menerapkan aturan bahwa unggahan di media sosial yang mengkritik pemerintah dan membahayakan keamanan nasional akan diblokir.
Aplikasi Facebook dan Google, tentu saja termasuk YouTube, juga telah mendapatkan pengekangan di Vietnam setelah Undang-Undang Keamanan Siber baru disahkan pada Januari lalu.
Namun di tengah pengetatan media sosial, muncul jejaring sosial baru bernama Lotus. Pengguna layanan ini bisa membuat konten dan berbagi berbagai unggahan.
Lotus seperti dikutip dari Reuters, Selasa (17 September 2019) telah mendapatkan pendanaan sebesar US$ 30,14 juta (700 miliar dong) atau sekitar Rp 422, 24 miliar dari perusahaan teknologi VCCorp.
General Director Lotus Nguyen The Tan mengaharapkan perusahaan akan mendapatkan suntikan modal lagi sebesar 500 miliar dong atau sekitar Rp 302,66 miliar lagi
"Lotus dilahirkan untuk tidak bersaing dengan Facebook atau jejaring sosial lainnya," kata Tan, Senin (16 September) malam. "Kami akan fokus pada konten dan pembuatan konten."
Menteri Informasi Nguyen Manh Hung, yang hadir pada peluncuran itu, mendesak perusahaan-perusahaan Vietnam untuk menciptakan medsos alternatif yang layak dan bisa bersaing dengan platform asing. Menurut dia, medsos asing lebih sulit untuk dikendalikan pemerintah.
Agustus lalu, Gapo, aplikasi mirip Facebook, juga melakukan debut. Platform sosial domestik yang lebih tua seperti VietnamTa dan Hahalolo kini juga tengah berjuang untuk membangun basis pengguna yang besar.
Hung berharap dengan makin banyak plaftorm medsos lokal, jumlah orang Vietnam yang menggunakan jejaring sosial domestik akan tinggi atau sebanding dengan pengguna platform asing.
Ada 58 juta pengguna Facebook dan 62 juta akun Google di Vietnam per Agustus lalu, menurut data pemerintah Vietnam. Hingga kini, belum ada jumlah pengguna medsos lokal yang mampu menyamai jumlah tersebut.
Terlepas dari liberalisasi ekonomi dan meningkatnya keterbukaan terhadap perubahan sosial sejak 1990-an, Partai Komunis yang berkuasa di Vietnam masih mempertahankan sensor media yang ketat dan tidak menolerir perbedaan pendapat.
Beberapa aktivis dan pengkritik telah ditangkap atau dipenjara karena mengunggah konten online yang dianggap anti-pemerintah.
Vietnam telah memperketat aturan internet selama beberapa tahun terakhir, memuncak dalam undang-undang keamanan dunia maya yang mulai berlaku pada Januari lalu. Ada kewajiban perusahaan asing seperti Facebook untuk mendirikan kantor lokal dan menyimpan data di negara itu.