IN MEMORIAM
Habibie di Balik Internet Masuk Istana Presiden
Jakarta, Cyberthreat.id – Bacharuddin Jusuf Habibie atau dikenal dengan BJ Habibie telah wafat di waktu Magrib, tepatnya 18.05 WIB di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat, Rabu (11 September 2019).
Sontak jejaring sosial ramai mengabarkan tautan berita meninggalnya Presiden Republik Indonesia ke-3 itu. Sejak Senin lalu, kesehatan Habibie dikabarkan dalam kondisi menurun. Esoknya, ia santer dikabarkan meninggal, tapi itu hoaks.
Sejak kemarin, ratusan ribut twit “Habibie” menjadi topik pembicaraan terpopuler di Twitter. Ketika Habibie meninggal sore tadi, tagar #bjhabibie merajai puncak Twitter, disusul twit “Pak Habibie”, “#indonesiaberduka”, “Ibu Ainun”, “Rest In Peace”, “#RIPBJHabibie”, “Innalillahi”, “Presiden RI”, “Prof. Dr. Ing”, “Bapak Bangsa”, “Mr. Habibie”, “Eyang”, “Semoga khusnul”, “H Bacharuddin Jusuf Habibie”, dan “Rahmatullah”.
Terhitung ada tiga tagar tentang BJ Habibie dan 12 twit lain yang terpopuler, semuanya tentang Habibie. Semuanya menguasai Trending Topic di Twitter.
Dan, baru kali ini terjadi di Indonesia, satu sosok menjadi terpopuler dalam berbagai tagar dan twit dalam tempo satu jam.
Semua orang terharu, berduka, menangis, dan mendoakan kepergiaan Habibie. Sosok yang dinilai Goenawan Mohammad dalam twit-nya sosok “Pembuka Jalan Demokrasi” di Indonesia. Sementara, mantan Wapres RI Boediono menyebutnya sebagai “Pembuka Jalan Reformasi Negeri”.
Siapa yang tak kenal Habibie. Anak-anak era 1980 hingga 2000-an, jika merujuk sosok pintar dan cerdas pasti akan menyebut nama Habibie, sang pembuat pesawat.
Sampai-sampai, Iwan Fals menyebut dalam lagu “Oemar Bakrie”: Oemar Bakri, Oemar Bakri, Banyak ciptakan menteri/Oemar Bakri, Bikin otak orang seperti otak Habibie.
Habibie memiliki kenangan begitu banyak bagi generasi bangsa ini . Sosok yang penuh inspiratif.
Ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) adalah dirinya. Dua hal itu yang selalu dia kampanyekan. Ia selalu mendorong sumber daya manusia yang andal. Karena kekuatan manusia pada otaknya.
Habibie sering mengatakan, bahwa ciptaan Tuhan yang berupa otak manusia itu luar biasa hebatnya. “Jika manusia dengan teknologi komputer sekarang mau membuat otak manusia, maka diperlukan komputer yang sebesar bola dunia ini,” kata Habibie mengutip pendapat ilmuwan terkemuka, seperti dikutip dari buku The True Life of Habibie: Cerita di Balik Kesuksesan karya A. Makmur Makka.
Sosok high-tech
Habibie adalah seorang high-tech. Maka, ketika dia menjadi presiden, gaya komunikasi dengan para menteri jauh berbeda dengan Sukarno dan Soeharto.
Dalam berkomunikasi dengan para menteri dan pembantunya, "Presiden Habibie sering menggunakan surat elektronik (e-mail), internet, sambungan telepon dan sarana komunikasi serta informasi secara online," tulis Rendro Dhani dalam bukunya Centang-perenang Manajemen Komunikasi Kepresidenan: Dari Soekarno hingga Megawati.
Beberapa infrastruktur, "Seperti sambungan khusus internet bagi presiden dan pembuatan situs resmi pemerintah Indonesia, baru dipasang ketika Habibie menempati ruang kerjanya di Bina Graha," tulis Rendro.
Habibie adalah kutu buku. Zaman belum ramai buku digital (e-book) dan internet belum semasif saat ini, tapi Habibie adalah pengakses internet hingga larut malam.
David T Hill dan Krishna Sen dalam bukunya The Internet in Indonesia's New Democracy, menuliskan, bahwa bagi Habibie, internet dengan mudah "selaras dengan visinya" tentang masa depan Indonesia.
"Ia akhirnya menjadi menteri Indonesia pertama yang memiliki homepage sendiri," tulis David dan Krishna.
Ketika menjadi presiden, seorang staf seniornya mencatat bahwa Habibie menggunakan internet sampai larut malam untuk membaca publikasi asing dan berkomunikasi e-mail.
Ainun, istrinya, selalu mengingatkan untuk selalu lekas tidur, "Karena BJ Habibie dapat berjam-jam di depan komputer," demikian seperti dikutip dalam buku Pandangan perempuan tentang Habibie: kata hati La Rose dan Upi.
IQ tinggi
“Masa depan tiap bangsa, harus mengandalkan pada sumber daya manusia terbarukan,” kata Habibie ketika memberikan pidato dalam “Kultum Supermentor 6 Leader” pada17 Mei 2015 di Jakarta.
Di hadapan sejumlah tokoh bangsa, seperti Susilo Bambang Yudhoyono dan istrinya, Try Sutrisno, Xanana Gusmao, dan lain-lain, ia menegaskan lagi arti penting iptek.
Ia menegaskan bahwa Sabang hingga Merauke bisa bersatu karena kontribusi: pesawat terbang.
“Dunia ini mengecil,” kata Habibie. “Cucu saya biasa itu pakai laptop, pakai internet.”
“Kalau saya ceritakan sesuatu, dia mendengar, hanya lima menit, kemudian dia jawab: ‘Eyang apa bukan begini?’ karena dia tanya sama tante Google”
Orang-orang bergemuruh tepuk tangan.
“Mereka (cucu-cucunya dan anak-anak sekarang, red) dibesarkan demikian. Mereka dapat informasi yang tepat, dan informasi itu meningkatkan potensinya, meningkatkan produktivitasnya, meningkatkan daya saingnya,” ujar Habibe.
Dan untuk meningkatkan produktivitasnya itu, menurut Habibie, ada tiga elemen yang mendukung, yaitu elemen budaya, elemen agama, dan elemen pengertian terhadap mekanisme iptek.
Misi yang ia sebarkan adalah menjadi mata air. Itulah filosofi hidup yang didapat dari ayahnya. "Jadilah mata air, yang jernih, yang memberikan kehidupan kepada sekitarmu,” kata Habibie.
“Tidak ada gunanya Anda IQ tinggi, tapi pemalas, tidak memiliki displin. Forget it!”
“Yang penting adalah Anda sehat, mau berkorban untuk masa depan yang lebih cerah, dan Anda konsisten, bekerja keras, berdisiplin..."
Habibie merupakan anak keempat dari delapan bersaudara, pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan RA Tuti Marini Puspowardojo. Ayahnya ahli pertanian asal etnis Gorontalo, sedangkan ibunya etnis Jawa. Ia lahir di Parepare, Sulawesi Selatan pada 25 Juni 1936.
Selamat jalan, beristirahatlah dengan tenang, ruhe in frieden, Pak Habibie...