Angkat Koperasi Era Digital, Kemenkop Gencar Dekati Milenial

Foto: Kemenkop-UKM

Jakarta, Cyberthreat.id - Koperasi semestinya tidak lagi dipandang sebagai sesuatu yang ketinggalan zaman. Tak pelak, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop-UKM) pun gencar mengenalkan koperasi kepada kalangan muda. Tak ketinggalan, siswa Sekolah Dasar, Selasa 10 September 2019, mendapatkan pengenalan koperasi dari kementerian tersebut.

Para siswa SD Bhakti Mulya 400, Pondok Pinang, Jakarta Selatan, pun tampak antusias mengikuti proses pengenalan tersebut. Pasalnya, pihak Kemenkop melakukan pengenalan dengan cara menjelaskan seputar koperasi lewat animasi dan tayangan hingga gambar-gambar lucu yang dinilai sesuai dengan usia siswa SD.

Deputi Bidang Kelembagaan Kemenkop-UKM Luhur Pradjarto berterus terang bahwa baru kali ini pihaknya mendapatkan kunjungan dari siswa SD. Namun ia menegaskan bahwa itu adalah sesuatu yang positif.

Bagi Luhur, siswa SD merupakan kader bangsa agar mengenal koperasi lebih jauh. “Pengenalan koperasi siswa (Kopsis) kepada anak didik yang masih di bangku SD sangatlah penting,” tandasnya. "Ini langkah positif untuk memperkenalkan koperasi sejak usia dini kepada anak-anak SD."

Ia juga menjelaskan soal cara memperkenalkan koperasi lewat animasi hingga gambar lucu. “Dengan pemaparan ini, diharapkan akan mempermudah bagi anak-anak untuk mencerna, apa itu koperasi,” Luhur menambahkan.   

Menurutnya, koperasi harus dimasyarakatkan mulai anak-anak di tingkat sekolah dasar. Pasalnya, menurut dia, melalui koperasi tersebut pun anak-anak sekolah dapat diajarkan bagaimana hidup bergotong-royong, hingga latihan berorganisasi.

“Pada tahap awal mereka diajari agar memanfaatkan keberadaan Kopsis (Koperasi Siswa) untuk belanja memenuhi kebutuhan sekolah, seperti alat tulis dan seragam,” ucapnya.

Hal senada juga disampaikan Kepala Sekolah SD Bhakti Mulya 400 Elyani Umas. Ia berterima kasih kepada pihak Kemenkop-UKM karena para siswanya bisa mendapatkan kesempatan mengenal langsung koperasi dari kementerian tersebut.

“Anak-anak juga bisa memahami bagaimana pengelolaan koperasi, siapa saja yang dapat menjadi anggota koperasi," kata Elyani. "(Termasuk) usaha apa saja yang dapat dikelola koperasi,” kata Elyani.

Gencar Dekati Milenial

Belum lama, Kemenkop-UKM juga hadir di acara Gebyar Pendidikan 4500 Anggota Koperasi XVI Koperasi Mahasiswa (Kopma) Walisongo di UIN Walisongo, Semarang. Di acara yang berlangsung Rabu 4 September 2019 tersebut, kementerian tersebut mendatangkan Deputi Bidang Pengembangan SDM Kemenkop dan UKM Rulli Nuryanto.

Dalam rilisnya, Rulli menjelaskan bahwa pihaknya memang ingin menegaskan bahwa koperasi bukanlah sesuatu yang ketinggalan zaman. "Koperasi bukan lagi organisasi yang jadul atau ketinggalan zaman," katanya. "Justru koperasi bisa menjadi organisasi modern yang bisa menjadi wadah bagi generasi milenial."

Rulli juga menggarisbawahi bahwa saat ini koperasi bisa menjadi wadah bagi kalangan milenial untuk mengembangkan berbagai potensi. Tidak saja potensi ekonomi, melainkan juga potensi sosial hingga budaya.

Apresiasi Koperasi Mahasiswa

Koperasi mahasiswa (Kopma) menurut Rully juga memiliki banyak potensi. "Kopma sebenarnya dapat berperan aktif sebagai entitas bisnis, laboratorium, dan juga sebagai lembaga yang berwatak sosial," ia menjelaskan lebih jauh.

Alasannya, menurut dia, karena Kopma mampu memberikan manfaat nyata kepada seluruh anggotanya. "Khususnya mahasiswa yang kurang mampu, Kopma, misalnya, dapat memberikan pinjaman tanpa bunga atau margin bagi hasil kepada anggota yang tidak mampu," Rulli menegaskan.

Ia juga menyinggung soal strategi kebijakan Reformasi Total Koperasi yang digulirkan Kemenkop-UKM, yang mencakup Reorientasi, Rehabilitasi, dan Pengembangan. Gagasan ini sendiri sekaligus menindaklanjuti Nawacita yang diusung pemerintah Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Maka itu, ia menilai bahwa koperasi saat ini memang mesti dikelola secara profesional, di samping juga harus mampu mengadopsi dan mengantisipasi perkembangan di masyarakat.

Alasan itu juga, menurut Rulli, maka koperasi pun mesti mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan digital yang identik dengan kalangan milenial. "Koperasi juga harus mampu memanfaatkan kemajuan teknologi untuk mengembangkan skala usaha  dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan manajemen dan usahanya," katanya.

 

Konsentrasi Kemenkop-UKM

Sebagai catatan, jauh-jauh hari sebelumnya, Sekretaris Kemenkop-UKM Rully Indrawan pun menegaskan komitmen pihaknya terkait langkah digitalisasi di dunia koperasi.

Bahkan, menurut Rully, Kemenkop-UKM sudah menargetkan bahwa 50 persen Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) ditargetkan sudah terdigitalisasi pada 2024. Terlebih UMKM selama ini berkontribusi hingga 60 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dalam lima tahun terakhir. 

Dengan fakta yang menunjukkan bahwa UMKM telah menjadi menjadi tulang punggung ekonomi nasional dan juga jadi motor penggerak ekonomi, maka itu, langkah merangkul kalangan muda menjadi salah satu perhatian serius Kemenkop-UKM. Tentu saja, ini juga tidak lepas dari fakta lainnya bahwa sektor ini juga telah menyerap tenaga kerja hingga 96 persen.***