Bukalapak Rampingkan Karyawan, Ini Komentar Menkominfo

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara saat rapat bersama anggota DPR di Jakarta, beberapa waktu lalu. | Foto: Cyberthreat.id/Rahmat Herlambang

Jakarta, Cyberthreat.id – Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menganggap wajar ada pemutusan hubungan kerja (PHK) yang dilakukan oleh Bukalapak, perusahaan pasar daring (marketplace) Indonesia yang telah berstatus unicorn. Unicorn adalah sebutan bagi perusahaan yang telah memiliki nilai valuasi sekitar Rp 14 triliun.

"Wajar saja dalam dinamika yang cepat begini," ujar Rudiantara usai menghadiri Digital Diplomacy di Jakarta, Selasa (10 September 2019).

Pemutusan hubungan kerja menimpa beberapa divisi di Bukalapak, termasuk bagian engineering dan pemasaran, demikian seperti dikutip dari Antaranews.com.

Rudiantara mengatakan dengan pertumbuhan Bukalapak yang mencapai tiga kali lipat dibanding tahun sebelumnya, perampingan karyawan wajar dilakukan.

"Kalau dia tumbuh tiga kali lipat, pasti ada replacement, kan logikanya tumbuh itu butuh orang banyak," kata dia. Perampingan karyawan, menurut Rudiantara, justru memicu pertumbuhan ekosistem startup di Indonesia.

"Dia keluar bikin startup lagi, nanti menjadi bagian ekosistem startup yang besar. Lihat saja di Silicon Valley, kan modelnya kayak begitu, orang Google keluar bikin startup nanti diakuisisi oleh Google-nya lagi," ujar Rudiantara.

Kemarin dalam pernyataan persnya, Bukalapak mengatakan, memang tengah melakukan “penataan internal”. “Penataan diri dari dalam suatu perusahaan sangat diperlukan untuk dilakukan. Tentunya juga harus dilakukan untuk mengikuti dinamika ini,” kata Teddy Oetomo, Chief of Strategy Officer of Bukalapak.

Teddy menjelaskan, perusahaan perlu melakukan penyelarasan internal untuk menerapkan strategi bisnis jangka panjang.

“Menjadi sustainable e-commerce penting bagi kami karena walaupun pertumbuhan Gross Mechandise Volume (GMV) adalah indikator yang penting bagi semua e-commerce,” kata dia.

“Bukalapak telah melangkah ke tahap yang lebih jauh dan menghasilkan kenaikan dalam monetisasi, memperkuat profitabilitas, yang saat ini berjalan dengan baik dan bahkan melampaui ekspektasi kami,” ia menambahkan.

Gross Profit Bukalapak di pertengahan 2019 naik tiga kali dibandingkan pertengahan 2018. Hal itu, kata Teddy, mengurangi setengah kerugian dari pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) selama delapan bulan terakhir ini.

“Kami ingin menjadi e-commerce (berstatus)unicorn pertama yang meraih keuntungan dan dengan pencapaian performa bisnis yang baik dan modal yang cukup, kami menargetkan untuk dapat mencapai break event point, bahkan keuntungan dalam waktu dekat,” kata dia.