Jumlah Startup Binaan Kemenristekdikti Capai 1.307 Usaha
Jakarta, Cyberthreat.id – Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi kembali mengadakan pameran Pameran Inovasi Inovator Indonesia Expo (I3E) 2019.
Dengan mengusung tema “Startup Teknologi dan Inovasi Industri Anak Negeri”, pameran untuk kelima kali ini berlangsung pada 3-6 oktober 2019.
Menristekdikti Mohammad Nasir mengatakan, pameran diadakan sebagai salah satu bentuk untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan daya saing bangsa di era revolusi industri 4.0.
“Pameran I3E tahun ini diharapkan menjadi sarana promosi efektif sehingga menjadi daya tarik bagi calon konsumen dan tentu saja bagi investor,” ujar Nasir dalam jumpa pers, Selasa (10 September 2019).
Menurut Nasir, sejak 2015 hingga pertengahan 2019 ada 1.307 usaha dan calon startup yang dibina oleh Kemenristekdikti. Dari jumlah itu, 749 usaha sudah menjadi startup, sisanya adalah 558 calon startup. Namun, dari jumlah startup yang ada, 25 di antaranya tidak bisa mengembangkan diri atau mati.
“Dulu saya menargetkan dalam lima tahun ke depan hanya ada sekitar 300 startup yang muncul. Tapi, sekarang jumlahnya mencapai lebih dari 1.300. Saya tidak menyangka lompatan jumlahnya sangat besar,” ujar Nasir.
Nasir menatakan, ada beberapa faktor yang membuat startup tidak berhasil atau mati. Dari data yang dimiliki oleh faktor-faktor penyebabnya adalah 22 persen akses pemasaran, 18 persen kurang fokus dalam pengembangan usaha, 15 persen manajemen yang kurang baik, dan 11 persen kurang modal.
Startup yang bernasib, kata dia, demikian akan diinkubasi lagi di Techology Business Incubation Center, program inisiasi Kemenristekdikti untuk kemudian didampingi lagi.
Anggaran
Anggaran pengembangan startup, kata Nasir, tahun ini mencapai Rp 1 triliun. Pada 2020, rencana alokasi dana yang dianggarkan mencapai Rp 6 triliun.
Sejauh ini, persebaran startup yang di Indonesia masih terpusat di Jawa. Antara lain, Jawa Barat dengan jumlah 56 startup, Yogyakarta (39), Jawa Tengah (35), Jawa Timur (35), dan DKI Jakarta (15).
Sementara, daerah yang paling sedikit memiliki startup yaitu Kalimantan Tengah, Sumatra Barat, Papua, Sulawesi Barat, Jambi, dan Sulawesi Utara, yaitu masing masing hanya memiliki satu startup.
Melalui ajang I3E 2019 ini juga akan dilaksanakan kegiatan lain seperti Seminar Bisnis dan Teknologi, Speed Dating, Talkshow Bisnis, Bisnis Coaching, dan Kompetisi Ide Teknologi.
Pameran ini menjadi upaya hilirisasi hasil produk penelitian dan pengembangan (litbang) menuju komersialisasi produk untuk meningkatkan produktivitas industri. Dengan hilirisasi hasil inovasi teknologi menuju komersialisasi, diharapkan lahir produk-produk baru dari para startup teknologi yang dibina oleh Kemenristekdikti ini.
Menurut Nasiir, sejak 2015, kementerian telah melaksanakan program inkubasi wirausaha rintisan berbasis teknologi dan hasil Lembaga Peneltian dan Pengembangan (Lemlitbang) yang dimanfaatkan industri.
Pameran ini akan diikuti oleh 396 peserta yang terdiri atas 248 startup perusahaan pemula berbasis teknologi (PPBT), 130 calon PPBT, tiga perusahaan lanjutan berbasis teknologi (PLBT) dan 15 inovasi industri. Melalui pameran ini diharapkan muncul unicorn minimal 10 persen demi mendukung ekonomi Indonesia ke depan.
Redaktur: Andi Nugroho