Kaspersky Lab: Ancaman Daring di Indonesia Melonjak
Jakarta, Cyberthreat.id – Sepanjang 2018 Kaspersky Lab menemukan lebih dari 50 juta ancaman daring terjadi di Indonesia. Jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 240 persen ketimbang tahun sebelumnya.
Fakta tersebut membuat Indonesia berada di peringkat ke-20 sebagai negara dengan ancaman daring terbanyak tahun lalu. Dari jumlah serangan itu, sekitar 38,8 persen pengguna hampir terinfeksi dari ancaman daring tersebut.
Secara keseluruhan, produk Kaspersky Lab mendeteksi setidaknya 50 juta ancaman daring pada komputer pengguna Kaspersky Security Network di Indonesia.
Padahal, pada 2017 jumlah ancaman yang terdeteksi hanya sekitar 14 juta. Mayoritas atau sekitar 77,12 persen berupa ancaman situs web yang terdeteksi dari pengguna pribadi, sedangkan 22,88 persen dari pengguna bisnis.
“Peningkatan ancaman online ini bisa dikatakan sebagai tren global, di mana faktor potensialnya bisa bermacam-macam mulai dari ancaman mobile, banking trojan, penambang bitcoin, adware, dan riskware,” kata Suguru Ishimaru, Peneliti Keamanan Kaspersky Lab Jepang melalui siaran pers, Senin (22/4/2019).
Ancaman berbasis situs web yaitu berupa malware yang menyerang pengguna saat berinternet. Ancaman berbasis browser ini termasuk program perangkat lunak berbahaya yang dirancang untuk menginfeksi komputer korban.
Ancaman situs web juga dapat dipicu oleh kode berbahaya yang tak disengaja diunduh oleh perangkat komputer atau mobile seseorang sehingga membuka kesempatan untuk terjadinya serangan siber.
“Infeksi ini juga dapat dilakukan melalui rekayasa sosial yang melibatkan pengguna untuk mengunduh sebuah program yang terlihat sah, tapi nyatanya bertujuan menginfeksi komputer,” kata Suguru.
Walaupun Indonesia sebagai negara kedua dengan infeksi lokal terbanyak di Asia Tenggara, Kaspersky melihat penurunan ancaman lokal sebagai pertanda baik. Namun, “Kebiasaan online masih merupakan bidang yang perlu banyak perbaikan,” tutur Yeo Siang Tiong, General Manager Kaspersky Lab di Asia Tenggara.
Menurut dia, internet adalah pedang bermata dua. “Ini adalah bagian integral dari kehidupan masyarakat, tetapi juga merupakan sumber risiko yang semakin meningkat. Orang Indonesia dikenal sebagai salah satu pengguna media sosial dan internet paling aktif di seluruh dunia,” kata dia.
“Ketika kita menjadi lebih tergantung pada manfaat dari world wide web, semoga kita menjadi lebih sadar dengan bahaya dan risikonya juga,” Yeo menambahkan.