Si "Pahlawan" WannaCry Terancam 5 Tahun Penjara

Marcus Hutchins juga dikenal dengan sebutan MalwareTech. Foto: ZDNet.com

Wisconsin, Cyberthreat.id - Marcus Hutchins, laki-laki asal Inggris yang pernah dianggap sebagai pahlawan karena menyelamatkan NHS dari serangan ransomware WannaCry pada 2017, kini menghadapi dakwaan dari Kejaksaan Federal di Wisconsin, Amerika Serikat karena menciptakan malware.

National Health Service atau NHS adalah layanan kesehatan masyarakat di Britania Raya mencakup NHS Inggris, NHS Skotlandia, NHS Wales, dan Health and Social Care di Irlandia Utara.

TERKAIT
Baca: Marcus Hutchins Membuat Malware di Usia Remaja

Seperti diberitakan ZDNet, Jumat (19/4/2019), dalam dokumen salinan dakwaan disebutkan, Hutchins mengaku bersalah atas dua tuduhan. Sementara itu, pemerintah setuju untuk mencabut delapan dakwaan lain.

Ia mengaku bersalah atas dakwaan terlibat dalam konspirasi membuat dan mendistribusikan malware Kronos dan UPAS-Kit, bentuk trojan perbankan.

Dakwaan lain adalah ia menjadi konspirator dengan identitas Vinny, VinnK, dan Aurora123 yang mengiklankan dan menjual dua malware itu secara daring.

"Itu terjadi antara Juli 2012 hingga September 2015 sebelum Hutchins berkarier sebagai peneliti keamanan siber yang berbakat," tulis ZDNet.

Dengan dakwaan tersebut, ia terancam dipenjara selama lima tahun dan denda sebesar US$250.000 atau sekitar Rp3,52 miliar dan pengawasan selama setahun setelah bebas.

The Guardian menuliskan, malware yang dibuat tersebut diduga untuk menyerang sistem keamanan perbankan. Pembuatan malware itu dilakukan dirinya sebelum menggeluti dunia keamanan siber.

"Saya menyesali tindakan ini dan menerima tanggung jawa penuh atas kesahalah saya," kata laki-laki 24 tahun itu, yang dikenal dengan nama MalwareTech.

"Namun, seiring pertumbuhan umur saya, sejak itu saya telah menggunakan keahlian yang sama untuk tujuan yang lebih baik. Saya akan terus mencurahkan diri untuk menjaga orang-orang tetap aman dari serangan malware," ia menambahkan.

Beberapa bulan setelah berhasil menemukan kill switch atau sebuah saklar untuk membendung serangan WannaCry, Hutchins ditangkap FBI di Bandara Internasional Las Vegas, Nevada, AS pada Agustus 2017. Ia baru saja menghadiri pertemuan para peretas dunia atau Defcon yang tiap tahun digelar di Las Vegas.

Saat ditangkap itu ia membantah dan mengelak dari semua tuduhan itu. Ia pun dibebaskan sementara dengan jaminan sambil menunggu persidangan dan tetap harus tinggal di Los Angeles. Namun, ia akhirnya membuat pengakuan bersalah pada 19 April 2019.